TEMPO,CO, Jakarta - Bank Indonesia mencatat defisit neraca transaksi berjalan atau current account deficit pada triwulan IV 2019 tercatat sebesar US$ 8,1 miliar. Nilai itu setara dengan 2,84 persen dari Produk Domestik Bruto atau PDB.
"Defisit neraca transaksi berjalan pada triwulan IV 2019 tetap terkendali, sehingga turut menopang ketahanan sektor eksternal Indonesia," kata Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi Bank Indonesia Onny Widjanarko dalam keterangan tertulis Senin, 10 Februari 2020.
Onny mengatakan defisit transaksi berjalan itu ditopang oleh surplus neraca perdagangan nonmigas yang meningkat. Meningkatnya surplus neraca perdagangan nonmigas terutama dipengaruhi oleh penurunan impor nonmigas di tengah kinerja ekspor nonmigas yang belum kuat.
Di sisi lain, kata dia, defisit neraca perdagangan migas meningkat sejalan dengan naiknya impor minyak untuk memenuhi tingginya permintaan di akhir tahun.
Dia mengatakan defisit neraca transaksi berjalan pada 2019 tercatat sebesar US$ 30,4 miliar atau 2,72 persen dari PDB, membaik dibandingkan dengan defisit pada tahun sebelumnya sebesar 2,94 persen dari PDB.
Perkembangan tersebut, kata dia, terutama ditopang oleh neraca perdagangan barang yang mencatat surplus, berbeda dibandingkan tahun sebelumnya yang mengalami defisit. Neraca perdagangan barang yang mencatat surplus dipengaruhi oleh surplus neraca perdagangan nonmigas yang meningkat serta defisit neraca perdagangan migas yang menurun.
"Hal tersebut dipengaruhi oleh turunnya impor minyak sejalan dengan kebijakan pengendalian impor seperti program B20," kata dia.
Dia juga mengatakan Neraca Pembayaran Indonesia atau pada triwulan IV 2019 mencatat surplus. Onny menilai hal itu menopang ketahanan eksternal Indonesia.
"NPI pada triwulan IV 2019 mencatat surplus sebesar US$ 4,3 miliar, membaik dibandingkan dengan triwulan sebelumnya yang mengalami defisit sebesar 46 juta dolar AS," kata Onny.
Dia mengatakan surplus NPI tersebut terutama ditopang oleh surplus transaksi modal dan finansial yang meningkat serta defisit transaksi berjalan yang tetap terkendali.
Dengan begitu, menurutnya, perkembangan NPI secara keseluruhan tahun 2019 menunjukkan ketahanan sektor eksternal yang tetap kuat. NPI tahun 2019 mencatat surplus US$ 4,7 miliar, membaik dari tahun sebelumnya yang mengalami defisit sebesar US$ 7,1 miliar dolar AS.
"Perkembangan tersebut didorong oleh defisit neraca transaksi berjalan yang membaik serta surplus transaksi modal dan finansial yang meningkat signifikan," ujar dia.
HENDARTYO HANGGI