TEMPO.CO, Jakarta - Anggota Komisi VI DPR RI Edhie Baskoro Yudhoyono atau Ibas Yudhoyono mengapresiasi program kredit usaha rakyat (KUR) yang merupakan produk kebangaan bangsa. Dia menilai KUR telah dijalankan dengan baik oleh berbagai bank milik negara.
"KUR ini adalah produk kebanggaan bangsa kita. Tentu banyak tantangan dan juga tidak sedikit peluang yang kita dapatkan dari program yang sangat bersentuhan langsung dengan masyarakat," kata dia dalam rilis yang diterima di Jakarta, Minggu, 9 Februari 2020.
Menurut dia, KUR itu bukan hanya dinilai sebatas uang yang digelontorkan, namun secara filosofi KUR merupakan upaya untuk menyelesaikan masalah ekonomi, sesuai dengan tujuan utama KUR yaitu mengentaskan kemiskinan.
Politisi Partai Demokrat itu mengingatkan bahwa KUR telah diinisiasi sejak 2007 atau sudah berjalan selama 13 tahun.
Ia menekankan bahwa program KUR yang diinisiasi pada zaman Pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) ini ke depan harus memperluas cakupan usaha-usaha yang berada di Tanah Air untuk mengurangi angka pengangguran secara merata di Indonesia.
"Itulah mengapa KUR dimunculkan di Indonesia, dan saya melihat perkembangan selama 13 tahun ini, jangkauan sudah merata. Bahkan ada sekitar 60 persen KUR dikelola oleh kaum perempuan," katanya.
Sebelumnya, Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian memproyeksikan penyaluran KUR tahun 2020 akan semakin kencang terbukti baru dua minggu pada Januari ini realisasinya mencapai Rp 2 triliun.
"Ini baru awal tahun, bulan kedua, bulan ketiga makin besar, saya yakin itu," kata Deputi Bidang Koordinasi Ekonomi Makro dan Keuangan Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Iskandar Simorangkir di Jakarta, Selasa (21/1).
Menurut dia, penyaluran KUR yang gesit itu dilakukan oleh salah satu bank terbesar di Indonesia.
Kencangnya penyaluran KUR hingga minggu kedua awal tahun ini diperkirakan karena suku bunga yang ditawarkan lebih rendah mencapai enam persen dibandingkan tahun lalu mencapai tujuh persen per tahun.
Target KUR tahun ini mencapai Rp 190 triliun atau naik 36 persen dibandingkan 2019 sebesar Rp 140 triliun dan akan terus ditingkatkan hingga tahun 2024 mencapai Rp 325 triliun. Peningkatan target penyaluran KUR itu diikuti dengan relaksasi kebijakan seperti peningkatan maksimum plafon KUR mikro dan peningkatan akumulasi plafon KUR Mikro tahun 2020.
Maksimum plafon KUR mikro semula Rp 25 juta menjadi Rp 50 juta per debitur dan untuk akumulasi plafon KUR mikro sektor perdagangan juga meningkat dari Rp 100 juta menjadi Rp 200 juta.
ANTARA