TEMPO.CO, Jakarta - Kementerian Perhubungan belum akan membuka kembali izin untuk rute penerbangan dari dan ke Cina pasca-wabah virus corona meluas. Direktur Jenderal Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan Novie Riyanto mengatakan, saat ini pihaknya tak dapat memperkirakan waktu pasti pemulihan rute tersebut dilakukan.
"Kami belum tahu ini sampai kapan. Tentu setelah permasalahan (virus corona ) bisa diatasi," tutur Novie dalam pesan pendek kepada Tempo, Sabtu, 8 Februari 2020.
Dalam mengambil kebijakan penerbangan, Kementerian Perhubungan menunggu rekomendasi dari Kementerian Kesehatan dan Kementerian Luar Negeri. Kementerian Perhubungan juga masih menunggu informasi terkini dari Organisasi Kesehatan Dunia atau World Health Organization (WHO) terkait status darurat yang sebelumnya dicanangkan.
Adapun penutupan rute penerbangan dari dan menuju Cina ini berdampak terhadap industri penerbangan dan pariwisata. Kantor Kepala Otoritas Bandara Wilayah IV Nusa Tenggara-Bali Elfi Amir Tefi mengatakan sekitar 18 slot penerbangan saat ini lowong lantaran penutupan rute.
Menurut dia, slot ini untuk sementara waktu belum dapat dialihkan untuk penerbangan maskapai berjadwal. "Kalau pesawat carter mungkin bisa. Tapi, kalau schedule tidak bisa. Siapa tahu situasi akan normal," tuturnya.
Maskapai penerbangan Lion Air Group mengakui, entitasnya dirundung kerugian karena kebijakan penutupan rute. Saat ini, sekitar 30 frekuensi penerbangan per pekan milik jaringan maskapai singa merah menganggur.