"Negosiasi ini akan cukup sulit menemukan kesepakatan karena proses brexit terkesan dipaksakan dan berlangsung sangat cepat. Konsekuensi yang terjadi adalah peluang perlambatan ekonomi kawasa Eropa dalam beberapa tahun ke depan," ujarnya.
Kendati begitu, kata dia, pekan ini juga diwarnai berita positif di mana Cina mengumumkan akan mengurangi setengah tarif impor Amerika Serikat senilai US$ 75 miliar. Kementerian Keuangan Cina melakukan pemotongan untuk membalas keputusan Amerika bulan lalu yang juga melakukan pengurangan setengah tarif produk-produk Cina senilai US$ 120 miliar.
Menurutnya, tarif beberapa barang AS akan dipotong dari 10 persen menjadi 5 persen, dan dari 5 persen menjadi 2,5 persen. Hal ini akan mulai berlaku efektif pada 14 Februari. Keputusan itu dibuat sebagai bagian dari kesepakatan perdagangan fase pertama antara Cina dan AS.
"Kesepakatan itu positif bagi pasar karena mengurangi kekawatiran dampak perang dagang AS-China yang menekan pertumbuhan global. Presiden Donald Trump mengatakan perjanjian fase kedua akan tercapai di kemudian hari. Hal ini akan menjadi perhatian pasar setelah wabah virus corona berlalu," kata dia.
HENDARTYO HANGGI