Tempo.Co, Jakarta - Batik Air akan menggenjot penambahan rute penerbangan untuk destinasi asing sepanjang 2020. CEO Batik Air Ahmad Lutfi mengatakan pihaknya telah mengajukan permintaan izin pembukaan rute ke Kementerian Luar Negeri.
"Pasar kami akan banyak ke luar negeri. Seperti di Cina, sebenarnya pasarnya bagus. Tapi saat ini setop dulu karena ada virus (corona)," ujar Lutfi di Terminal 1A, Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Tangerang, Jumat, 6 Februari 2020.
Lutfi mengatakan, entitasnya saat ini tengah membidik sejumlah negara di Asia Timur yang berpotensi ramai penumpang. Misalnya Korea Selatan dan Jepang. Manajemen, kata dia, mempertimbangkan kedua negara itu lantaran memiliki pasar wisatawan yang besar.
Untuk mendukung pengembangan rute, Batik Air telah mendatangkan satu unit pesawat berjenis A320 Neo yang dapat mengakomodasi perjalanan jarak jauh. Ke depan, Batik Air masih akan mendatangkan dua unit pesawat lagi berjenis sama.
"Selain A320 Neo, kami akan mendatangkan pesawat berjenis A321 Neo yang akan tiba secara bertahap mulai Agustus hingga Desember 2020. Jadi total ada lima pesawat baru," tuturnya.
Dengan penambahan lima armada anyar ini, secara keseluruhan Batik Air akan memperluas rute penerbangannya ke sepuluh kota, baik di luar negeri maupun dalam negeri. Maskapai anak usaha Lion Air itu juga membuka kemungkinan akan menambah frekuensi yang sudah ada sebelumnya, seperti rute Meulborne dan Sidney.
Lutfi mencatat, hingga akhir tahun, frekuensi penerbangan Batik Air akan meningkat dari 320 penerbangan per hari menjadi 35 penerbangan. Dengan begitu, entitas menargetkan pertumbuhan sebesar 10 persen selama 2020.