Di satu sisi, ada pula perusahaan asuransi yang masih melakukan observasi dan belum mengambil langkah perluasan pertanggungan terhadap Corona, salah satunya PT Asuransi Simas Net. “Sementara kami belum ada perluasan pertanggungan, kami akan terus mengikuti perkembangan kejadian ini,” ujar Presiden Direktur Simas Net, Teguh Aria Djana.
Namun, perusahaan memproyeksi wabah Corona yang penyebarannya telah berskala global ini akan berdampak pada peningkatan premi industri asuransi secara keseluruhan. “Hal sebaliknya terjadi di produk asuransi perjalanan, akibat adanya pembatasan aktivitas pariwisata dan transportasi udara kami melihat kemungkinan terjadi penurunan yang akan terlihat di akhir bulan ini,” kata Teguh.
Hal tersebut dibenarkan oleh Ketua Asosiasi Asuransi Umum Indonesia (AAUI) Dody A. Dalimunthe. Dia pun membandingkan epidemi Corona saat ini dengan sejumlah epidemi yang pernah terjadi sebelumnya, seperti virus SARS dan MERS. “Kali ini sepertinya cukup berdampak signifikan, karena beberapa negara sudah membuat kebijakan membatasi keluar masuk orang di negaranya,” ucapnya.
Adapun pemerintah sebelumnya telah menyampaikan bahwa alokasi anggaran untuk masyarakat yang positif terjangkit Corona telah disiapkan. “Ada anggaran sendiri yang disiapkan dari Kementerian Kesehatan, jadi tidak perlu khawatir,” ujar Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto. Ihwal besaran anggaran yang disiapkan, Terawan berujar belum dapat merincinya, namun akan disesuaikan dengan prosedur antisipasi serta kesiagaan potensi permasalahan kesehatan yang berlaku selama ini.
Sementara itu, Presiden Joko Widodo secara terpisah menyampaikan kemunculan virus Corona turut menyebabkan perekonomian Indonesia berada dalam tekanan. Pemerintah kata dia masih perlu menghitung dampak virus Corona terhadap pertumbuhan ekonomi secara rinci.
“Berapa persen nanti ada imbas, itu yang belum bisa dikalkulasi.” Dua hari lalu, Jokowi pun telah meminta jajaran kabinetnya untuk menghitung dengan cermat, khususnya terkait dengan dampak pada sektor perdagangan, investasi, dan pariwisata. Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia dapat tergerus sekitar 0,1 hingga 0,29 persen.
Tak hanya perekonomian sektor riil, pasar keuangan dalam negeri juga tak luput terkena dampak Corona. Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo mengatakan bank sentral harus menggelontorkan dana untuk mengintervensi pasar dan menjaga stabilitas, khususnya nilai tukar rupiah. “Dengan banyaknya arus modal keluar tahun ini, kami membeli surat utang pemerintah yang angkanya mendekati Rp 25 triliun,” katanya.
DEWI NURITA | CAESAR AKBAR | ROBBY IRFANI