Tempo.Co, Jakarta - Menteri Koordinator Bidang Maritim dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan bakal terus mengevaluasi perkembangan Virus Corona setiap dua hari. Dengan demikian, pemerintah bisa segera mengambil kebijakan-kebijakan terkait dengan penyebaran virus yang menyerang pernafasan manusia itu.
Kebijakan yang ia maksud misalnya saja mengenai penutupan penerbangan dari dan ke Cina. "Sekarang kami pastikan setiap dua hari apakah sudah sampai puncaknya Corona, kalau sudah menurun kita sudah mulai bisa mempertimbangkan membuka lagi untuk para diplomat maupun pegawai yang khusus untuk mengurus industri," ujar Luhut di Hotel Fairmont, Jakarta, Rabu, 5 Februari 2020.
Luhut mengatakan bahwa imbas Virus Corona kepada perekonomian Indonesia tidak bisa disangkal lagi. Dari pariwisata saja, Indonesia bisa rugi hingga US$ 4 miliar akibat penutupan rute penerbangan. Ia juga mengatakan Provinsi Hubei adalah kawasan industri terbesar di Cina. Sehingga, tutupnya kegiatan di sana tentu memukul perekonomian.
"Jadi kelihatan, ekspor batubara, ekspor apa saja ke sana menurun, jadi terlihat dampaknya," ujar Luhut. Belakangan, pemerintah juga memustukan untuk menghentikan sementara impor hewan hidup dari Cina. Hal itu dilakukan untuk menghindari penyebaran virus ke Tanah Air. Meski demikian, ia mengatakan total kerugian Indonesia akibat dari Virus Corona masih belum kelar dihitung.
Secara umum, Luhut mengatakan hantaman Virus Corona kepada perekonomian global juga tidak bisa dihindari. Sebab, data sudah menunjukkan bahwa peran ekonomi Cina mencapai 17 persen dari Produk Domestik Bruto Dunia. Kondisi berbeda saat serangan SARS pada awal 2000-an lalu ketika peran ekonomi Cina masih sekitar 4,2 persen.
Di lain kesempatan, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto memperkirakan penyebaran Virus Corona bisa menggerus pertumbuhan ekonomi Indonesia sekitar 0,1 hingga 0,29 persen. "Kami akan terus monitor," ujar dia.
Airlangga mengatakan ada beberapa sektor terdampak akibat dari penyebaran penyakit yang menyerang pernafasan tersebut. Salah satunya, tutur dia, adalah pada pariwisata, mengingat kunjungan wisatawan asal Negeri Tirai Bambu ke Tanah Air bisa mencapai dua juta per tahun. "Tentu dengan adanya travel warning dan di mana-mana setop turis Cina, akan ada dampaknya, kami akan mengevaluasi setiap dua pekan," tutur dia.
Selain pariwisata, Airlangga memperkirakan industri farmasi di Indonesia juga bakal terpengaruh. Mengingat, sebagian komponen bahan baku obat-obatan diimpor dari Wuhan. Sementara saat ini industri di sana sedang libur masal hingga pertengahan Februari 2020.
"Kita tunggu saja, karena value chain terganggu dan berdampak kepada pertumbuhan ekonomi," kata Airlangga. Ia pun mengatakan Virus Corona diperkirakan menggerus pertumbuhan ekonomi Cina 1-2 persen.