TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Komunikasi dan Informatika Johnny G. Plate mengatakan persebaran hoaks atau berita bohong yang memuat informasi soal infeksi virus corona terus bertambah. Hingga hari ini, Selasa, 4 Februari 2020, kementeriannya menemukan sebanyak 60 hoaks.
"Angka ini bertambah terus dan tersebar di media-media sosial," ujar Johnny di Gedung Nusantara III, DPR, Selasa sore.
Angka ini bertambah sebanyak 24 hoaks dari temuan terakhir pada Jumat pekan lalu, 31 Januari 2020. Kala itu, Johnny menyebutkan kementeriannya menjaring 36 hoaks.
Kendati tak menyebutkan secara rinci, Johnny menjelaskan berita yang memuat disinformasi itu diteruskan oleh masyarakat melalui pelbagai platform media sosial. Untuk mengantisipasi penyebarluasan berita bohong itu, ia memastikan tim Cyber Drone Kominfo telah melakukan patroli di dunia maya.
Tim tersebut, kata dia, telah menjalankan langkah persuasif untuk menyetop penyebaran hoaks. Seumpama imbahan ini tidak digubris, Johnny memastikan pihaknya dapat menindaklajuti dengan langkah-langkah hukum.
"Kalau dampaknya terlalu masif, kami harus ambil tindakan. Sebab, menurut undang-undang, penyebaran hoaks ini ada sanksi pidananya," tuturnya.
Johnny lantas meminta masyarakat menyaring informasi yang diterima dari media sosial dan tak menelan mentah-mentah kabar yang beredar. Ia mengimbau masyarakat untuk jeli dan mengecek informasi lebih lanjut.
Saat ini virus Corona telah menyebar di sekitar 25 negara. Angka kematian akibat virus ini di negara asalnya, Cina, terus bertambah. Komisi Kesehatan Nasional Cina berdasarkan artikel yang ditulis New York Times melaporkan, pada Ahad, ada 475 warga pulih dan 361 tewas akibat Corona.
Sementara ada satu kematian di Filipina dan merupakan kematian pertama virus Corona di luar Cina daratan. Angka kematian ini tercatar telah melampaui wabah SARS yang kala itu mencapai 349 orang meninggal di Cina daratan.
FRANCISCA CHRISTY ROSANA | NEW YORK TIMES