TEMPO.CO, Jakarta - Wakil Ketua Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Bidang Hubungan Internasional Shinta Widjaja Kamdani menyampaikan bahwa kebijakan penghentian sementara impor komoditas dari Cina terkait wabah virus corona perlu transisi yang memadai.
“Cina selama ini memiliki market share terbesar untuk mensuplai produk buah dan sayuran impor ke Indonesia, sehingga apabila dihentikan harus ada proses transisi yang memadai,” kata Shinta lewat pesan singkat diterima di Jakarta, Selasa, 4 Februari 2020.
Menurut dia, waktu penghentian impor harus diatur agar ada transisi yang baik sehingga pelaku usaha bisa mengatur peralihan perdagangan dengan mencari substitusi impor dengan baik.
CEO Sintesa Group ini menyampaikan, transisi tersebut penting bukan hanya untuk meminimalisir kerugian di pihak pelaku usaha, tetapi juga untuk memastikan tidak ada kekosongan atau kekurangan pasokan pangan di pasar yang hanya akan membuat lonjakan harga pangan bagi masyarakat.
Hal itu perlu diantisipasi, mengingat tidak semua negara bisa mengekspor substitusi produk yang dilakukan Cina ke Indonesia dalam jumlah besar dan dalam waktu singkat.
Dia menambahkan, dampak yang lumayan besar diprediksi akan terjadi di sektor ritel, karena buah dan sayur yang biasa diimpor dari negeri tirai bambu, akan langsung dikonsumsi oleh masyarakat.
Adapun produk yang dibutuhkan dari China sedianya bisa disubstitusi dari berbagai negara, antara lain Amerika Serikat, Thailand, Australia, dan Myanmar.
Meskipun, pelaku usaha masih perlu memastikan apakah alternatif pasokan tersebut bisa dilakukan seperti Cina yang biasa mengekspor dalam jumlah besar dan singkat.
“Kalau reaksi pasar terlalu volatile, kami sarankan pemerintah memberikan imbauan saja agar pasar secara sadar menahan diri untuk mengonsumsi produk pangan impor dari China atau memberikan treatment khusus sebelum dikonsumsi, misalnya dengan mencuci bersih semua buah dan sayur sebelum dikonsumsi,” ujar Shinta.
Produk impor dari Cina antara lain buah dan sayur subtropis seperti apel, pir, anggur jeruk, dan bawang-bawangan.
ANTARA