TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Pandjaitan mengatakan dampak mewabahnya virus corona telah memukul industri pariwisata. Menurut dia, kunjungan wisatawan asing dari Cina ke pelbagai destinasi merosot hingga nol persen.
"Dampak virus corona ke pariwisata sudah luar biasa. Bali, Bintan, Manado enggak ada turis Cina sama sekali. Dampaknya very very bad," ujar Luhut di kantor Kementerian Pertanian, Jakarta Selatan, Selasa, 4 Februari 2020.
Luhut mengimbuhkan, kondisi yang sama telah terjadi di negeri jiran, Singapura. Di Singapura, kata dia, kunjungan turis asing merosot hingga 50 persen.
Penurunan kunjungan wisatawan mancanegara yang menukik tajam ini disebabkan oleh besarnya porsi kunjungan turis Cina ke Indonesia dan Singapura. Di Indonesia, wisatawan mancanegara dari Cina menempati posisi lima besar kunjungan terbanyak.
Berdasarkan data Kementerian Pariwisata, kunjungan turis Cina ke Indonesia pada Desember 2019 mencapai 143.063 orang. Sedangkan realisasi kunjungan turis Cina pada November sebelumnya hanya 124.848 orang.
Untuk membahas merosotnya kunjungan wisatawan mancanegara yang berdampak ke industri pariwisata ini, Luhut mengatakan Presiden Joko Widodo alias Jokowi akan menggelar rapat terbatas pada sore ini.
Kepala Dinas Pariwisata Bintan Wan Rudi membenarkan ucapan Luhut. Ia mengatakan kunjungan turis asing saat ini anjlok 35 persen. "Turis kami dari Cina itu porsinya sekarang 35 persen dari total wisman yang datang. Setelah adanya larangan penerbangan dan adanya imbauan dari Pemerintah Cina pada 29 Januari, turis dari Cina sama sekali tidak ada atau nol persen," ujar Rudi saat dihubungi Tempo pada Selasa pagi.
Rudi mengatakan kondisi ini berdampak pada hotel-hotel bintang tiga yang umumnya menjadi langganan agen paket tur Cina. Menurut Rudi, ada sekitar empat hotel yang saat ini okupansinya melorot 90 persen.
Sejumlah hotel terkena dampak tersebut pun kini telah mengurangi pekerja harian atau day worker lantaran sepi kunjungan. Untuk menyiasati hotel-hotel bangkrut lantaran penutupan penerbangan dari dan menunu Cina, Rudi meminta pemerintah pusat menggairahkan kegiatan di sektor MICE atau meeting, incentive, covention, dan exhibition ke Bintan.
"Kami minta pertemuan-pertemuan kementerian dan pemda diadakan di Bintan. Sebab, kondisi ini diperkirakan terjadi sampai 4 bulan ke depan," ujarnya.
Adapun untuk mengganti porsi kunjungan dari turis Cina yang mencapai 35 persen, Dinas Pariwisata Bintan kini tengah menggencarkan promosi ke negara-negara lain yang potensial menarik turis asing. Misalnya ke Singapura dan Malaysia.
Kedua negara itu memiliki kedekatan geografis dengan Bintan sehingga lebih mudah menarik wisatawan mancanegara dari sisi akses. Cara lain, pemerintah daerah menggenjot kunjungan turis dalam negeri atau wisatawan domestik yang saat ini jumlahnya belum maksimal.
"Kami lihat harga-harga tiket pesawat domestik sudah turun. Jadi kami akan genjot kunjungan turis domestik," ujarnya.
FRANCISCA CHRISTY ROSANA