TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan kemarin menggelar pertemuan dengan Duta Besar Ethiopia untuk Indonesia Admasu Tsegaye. Luhut menuturkan, banyak hal yang didiskusikan, salah satunya terkait rencana ekspor obat-obat produksi dalam negeri ke negara di benua Afrika tersebut.
"Ethiopia itu kan seperti Singapura-nya Afrika sekarang. Dia penduduk 110 juta itu. Dia pengen banget obat-obatan dari kita masuk ke sana seperti Biofarma," kata dia di kantor Kementerian Maritim dan Investasi, Jakarta, Senin petang, 3 Februari 2020.
Dengan penduduk Ethiopia yang mencapai 110 juta jiwa, menurut Luhut, Ethiopia merupakan pasal yang sangat potensial bagi produk-produk Indonesia jika bisa masuk ke sana. Dalam pertemuan itu, keduanya juga membahas permintaan Dubes Ethiopia yang ingin membangun industri farmasi pengemas obat-obat yang diekspor dari Indonesia. "Ya nanti pelan-pelan buka pabrik di sana kalau marketnya bagus. Sekarang kita sudah masuk di sana sih," kata Luhut.
Luhut optimistis, kerja sama ini akan terealisasi bersama dengan Pemerintah Ethiopia secara serius. Untuk itu ia merencanakan pertemuan lanjutan dengan para pengusaha. "Enggak ada masalah. Besok deputi saya akan undang pengusaha pengusaha ngomong untuk ketemu lagi mereka," ujarnya.
Catatan Badan Pusat Statistik (BPS) kinerja ekspor Indonesia pada Desember 2019 sebesar US$14,47 miliar atau naik 3,77 persen dibandingkan dengan November 2019. Kenaikan ekspor pada Desember 2019 didorong oleh kenaikan ekspor migas, naik 12,09 persen dan nonmigas naik 3,10. persen
Januari-Desember total ekspor Indonesia tercatat US$167,53 miliar atau turun 6,94 persen dibandingkan dengan kinerja ekspor 2018 sebesar US$180,01 miliar. Ekspor nonmigas Januari-Desember 2019 juga turun 4,82 persen menjadi US$154,99 miliar dibandingkan dengan periode yang sama 2018 sebesar US$162,84 miliar
