TEMPO.CO, Jakarta - JAKARTA - Rupiah diproyeksi masih bertahan di zona merah pada perdagangan Selasa 4 Februari 2020 hari ini. Direktur PT TRFX Garuda Berjangka Ibrahim mengatakan, rupiah berpotensi melanjutkan tren pelemahannya dalam jangka pendek seiring dengan masih banyaknya sentimen negatif.
"Rupiah diperkirakan dibuka melemah di level Rp13.675 per dolar AS hingga Rp 13.750 per dolar AS," ujar Ibrahim seperti dikutip dari keterangan resminya, Selasa.
Adapun, pada penutupan perdagangan Senin kemarin, rupiah berada di level Rp13.742 per dolar AS, melemah 0,633 persen atau 87 poin. Kinerja tersebut pun menjadi yang terlemah kedua di antara mata uang Asia lainnya, tepat di bawah yuan renmimbi yang terkoreksi 1,5 persen.
Ibrahim mengatakan, kekhawatiran pasar meningkat terhadap penyebaran virus corona yang terus meningkat tidak bisa dibendung. Akibatnya, akan menghambat pertumbuhan ekonomi global.
Saat ini, setidaknya sebanyak 25 negara telah mengonfirmasi terjadinya infeksi virus corona di wilayah mereka. Cina, Korea Selatan, Taiwan, Thailand, AS, Vietnam, Prancis, Jerman, Inggris, Nepal, dan Kanada termasuk ke dalam daftar negara yang sudah melaporkan infeksi virus corona.
Sementara itu, penurunan suku bunga acuan dan injeksi dana segar ke dalam sistem keuangan yang dilakukan oleh Bank Sentral Cina pun tidak dapat mendorong sentimen pasar secara signifikan.
Di dalam negeri, rilis inflasi yang terjaga juga belum dapat mendukung rupiah. Badan Pusat Statistik (BPS) merilis Indeks Harga Konsumen (IHK) periode Januari 2020 mengalami inflasi sebesar 0,39 persen secara month-to-month (mtm). Sementara itu, laju inflasi IHK tahunan (year-on-year/yoy) mencapai 2,68 persen.
Di sisi lain, pelemahan rupiah tetap terjadi meskipun Bank Indonesia (BI) melakukan intervensi dalam perdagangan mata uang asing. "BI dengan berani membeli obligasi di pasar sekunder dan menawarkan DNDF (forward non-deliverable domestik) melalui 8 broker dan intervensi juga dilakukan dengan cara yang terukur di pasar valas spot," ujar Ibrahim.
Sebelum ini, intervensi Bank Indonesia telah membantu menjaga rupiah sehingga sebagian besar stabil dalam beberapa pekan terakhir. Namun, likuiditas dolar AS di pasar spot cukup ketat sehingga pelemahan masih terjadi.