Tempo.Co, Jakarta - Dua tahun sudah Kereta Bandara Soekarno-Hatta beroperasi, sejak diresmikan pada 2 Januari 2018. Hingga 31 Januari 2020 ini, 68 persen kursi kereta ternyata selama ini kosong alias tidak ada penumpang.
“Okupansi (tingkat keterisian penumpang) itu sebenarnya belum memenuhi, baru 32 persen dari total kursi yang kami sediakan,” kata kata Pelaksana Tugas Direktur Utama Railink, Mukti Jauhari, dalam acara peluncuran di Stasiun BNI CIty, Sudirman, Jakarta, Jumat, 31 Januari 2020.
Satu rangkaian kereta bandara memiliki 272 kursi. Setiap hari, ada 70 kereta yang lalu lalang. 35 kereta dari Stasiun Manggarai ke Stasiun Bandara Soekarno-Hatta, dan 35 kereta untuk rute sebaliknya. Artinya, dari total 19.040 kursi yang dijual Railink setiap hari, hanya 6.092 kursi yang dibeli penumpang.
Meski begitu, tren jumlah penumpang masih terus mengalami kenaikan. Tahun 2019, kata Mukti, jumlah penumpang kereta mencapai 2 juta orang. Angka ini naik 78 persen dibandingkan tahun sebelumnya.
Tahun 2020, Railink menargetkan bisa mengangkut penumpang hingga 2,7 juta. Berbagai cara dilakukan. Mulai dari penyediaan layanan check-in pesawat di stasiun, layanan porter untuk mengangkut bagasi penumpang, sampai promo tiket.
Selain itu, kata dia, kereta bandara Railink berupaya terus memperbaiki layanan. Mereka punya prinsip never ending improvement, dengan menawarkan terus promo dan layanan baru ke pelanggan. Dengan begitu, Railink berharap okupansi pun bisa naik jadi 40 persen di 2020.