TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengenang wafatnya legenda bola basket dunia, Kobe Bryant. Menurut dia, kematian Kobe mengingatkan dirinya untuk melakukan sesuatu sebaik mungkin, seolah tidak ada lagi hari esok.
"Itu buat saya penting, karena kalau orang baik meninggal dan kita memiliki memori mengenai dia, meninggal secara tragis, mengingatkan kita semua bahwa dalam hidup ini kita tidak pernah tahu kapan kita berhenti, di mana kita akan berhenti, dan bagaimana kita berhenti," kata Sri Mulyani di Gedung Djuanda Kemenkeu, Jakarta, Jumat, 31 Januari 2020.
Menurut dia, Kobe Bryant juga menjadi peringatan untuk terus menjaga rasa kemanusiaan dan rendah hati dalam kehidupan. "Lakukan segala sesuatu setiap hari sebaik mungkin seolah besok tidak ada lagi hari. It's like this is my last chance to do the best because tomorrow I have another opportunity," ujarnya.
Hal itu dia sampaikan saat melantik tiga Pejabat Pimpinan Tinggi Madya atau Staf Ahli di Kemenkeu dan empat Pejabat Pimpinan Tinggi Pratama atau inspektur di lingkungan Inspektorat Jenderal.
"Kalau kita tidak tahu apakah besok masih ada kesempatan untuk bisa beramal dan menjalankan yang terbaik bagi bangsa kita, bagi negara kita, bagi umat manusia, bagi keluarga kita, jadi itu suatu momen yang bisa membuat kita melakukan refleksi dan membulatkan tekad," kata Sri Mulyani.
Sebelumnya Kobe Bryant meninggal dalam kecelakaan helikopter Minggu, 26 Januari 2020. Bukan hanya Kobe Bryant yang menjadi korban, melainkan juga putrinya, Gianna Maria Onore Bryant berusia 13 tahun, yang berada di dalam helikopter itu.
Kobe Bryant memiliki julukan Black Mamba. Selama menjalani profesi sebagai pebasket profesional selama 20 tahun, Kobe meraih lima gelar NBA, dua medali emas Olimpiade, dan 18 penampilan All-Star.
Kobe Bryant populer bersama istilah Mamba Mentality. Di mana Mamba Mentality merupakan istilah ihwal mental untuk terus menjadi versi terbaik dari diri sendiri.