TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan kesal ihwal dirinya yang disebut-sebut selalu mengistimewakan investasi dari Cina. Menurut dia, semua calon investor asing selama ini diperlakukan secara setara. "Tetapi orang itu ribut aja soal komunis. Urusannya apa, duit itu tidak bertuhan," ucapnya Jakarta, Kamis, 30 Januari 2020.
Menanggapi tudingan-tudingan yang diarahkan padanya, Luhut menyebutkan hal itu berarti masih banyak orang yang tidak rasional. "Kadang kita tidak rasional. Mau Cina, mau komunis kek, mau kapitalis kek, mau apa ya interest-nya saja. We need money there, we need profit there," ucapnya.
Yang penting, menurut Luhut, semua investor harus mengikuti aturan yang ada di Indonesia. Persyaratan yang harus dipenuhi investor mulai dari syarat penggunaan tenaga kerja lokal, melakukan transfer teknologi, membangun industri yang menghasilkan produk bernilai tambah, dan patuh terhadap aturan lingkungan hidup. "Jadi siapapun yang mau investasi di Indoensia sama perlakuannya," ujarnya.
Luhut menjelaskan, jika seluruh aturan terkait investasi tersebut dipatuhi, maka tenaga kerja lokal akan terus terserap. Namun, hal ini juga tidak bisa direalisasikan dalam empat tahun pertama, karena tenaga kerja di Indonesia belum memiliki keterampilan lebih.
Oleh karena itu, menurut Luhut, yang paling utama adalah investor harus melakukan transfer teknologi. Sebab, bila tidak, jumlah pekerja asal Indonesia akan terus tidak berkembang. "Kami mau pakai anak-anak Indonesia, tidak cukup, akhirnya kita pakai di luar," katanya.
Namun di saat yang sama, kata Luhut, pemerintah juga terus membangun pendidikan vokasi berbentuk politeknik. "Dosennya dari ITB yang senior. Yang bayar itu pemerintah dan perusahaan, tempat praktiknya di perusahaan itu," ucap Luhut.
Sebelumnya Luhut juga berkali-kali menegaskan komitmennya untuk melindungi dan memberi kemudahan kapada investor Cina. Hal itu ia sampaikan dalam pertemuan dengan sejumlah pengusaha Cina dalam forum The 16th China-Asean Business and Investment Summit 2019 (CABIS), pada pertengahan September tahun lalu.
“Kalau ada masalah investasi di Indonesia jangan ragu-ragu untuk menghubungi saya. Tidak ada masalah yang tidak bisa diselesaikan. Saya pastikan tidak ada lagi pungutan-pungutan biaya yang tidak jelas. Itu sudah instruksi Presiden," tutur Luhut.
Sesi dialog CABIS 2019 yang diadakan di Hotel Grand Metropark, Nanning, Cina, Sabtu 21 September 2019 dihadiri sejumlah pengusaha Cina dan Asean. Sejumlah top CEO hadir, diantaranya Chairman China Datang Corporation Limited Chen Feihu, Vice President of China Communications Construction Company Wen Gang, Chief Economist China Development Bank Liu Yong, Vice President SGMW Automobile Co. Ltd. Yao Zuoping, dan GM PT Well Harvest Winning Alumina Refinery Zang Jinjun.
BISNIS