TEMPO.CO, Jakarta - Sebuah perusahaan yang bergerak di bidang aviasi berniat menanamkan modal di Provinsi Jawa Tengah tahun ini. Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo mengaku telah menjalin komunikasi dengan penanam modal tersebut secara intensif.
"Amdalnya (analisis dampak lingkungan) sudah selesai minggu lalu. Rencananya terealisasi tahun ini," ujar Ganjar saat ditemui seusai menjadi pembicara dalam acara Katadata Indonesia Data dan Economic Forum 2020 di Hotel Kempinski, Jakarta, Rabu, 30 Januari 2020.
Ganjar menjelaskan perusahaan asal Tanah Air tersebut saat ini tengah menentukan lokasi pembangunan pabrik baru. Namun, lokasi pembangunan untuk pabrik tersebut belum dijelaskan lebih jauh. Ia juga belum berkenan merincikan nama perusahaan serta nilai investasi yang akan dikucurkan.
Selain industri di bidang aviasi, Jawa Tengah dalam waktu dekat akan menerima investasi dari industri alat berat. Menurut Ganjar, angka penanaman modal itu cukup fantastis. Saat ini, perusahaan tengah mengurus proses perizinan di pemerintah provinsi.
Ganjar menjelaskan, pemerintah Jawa Tengah memang tengah menggenjot realisasi investasi untuk mengerek pertumbuhan ekonomi. Tahun lalu, hingga triwulan III, realisasi investasi di Jawa Tengah tercatat mencapai 99,6 persen dari target atau sebesar Rp 47,24 persen.
Realisasi investasi ini mampu mendongkrak pertumbuhan ekonomi sebesar 5,62 persen atau lebih tinggi dari pertumbuhan nasional yang hanya 5,05 persen. Adapun realisasi investasi pada tahun sebelumnya, yakni sepanjang triwulan I hingga IV 2018, tercatat sebesar 126 persen atau Rp 59,27 triliun.
Berdasarkan sektornya, realisasi investasi sepanjang tahun lalu didominasi oleh industri listrik, gas, dan dair dengan nilai modal US$ 8,34 miliar. Adapun industri makanan tercatat menempati posisi kedua dengan nilai investasi US$ 1,15 miliar. Sektor lain adalah perumahan, kawasan industri, dan perkantoran; sektor jasa; serta industri tekstil.
Pemerintah Provinsi Jawa Tengah saat ini telah menentukan empat kawasan yang ditetapkan sebagai kawasan industri untuk menggairahkan investasi. Pertama wilayah Bregasmalang dan Petanglog yang menampung potensi industri perikanan dan rumput laut, tekstil, batik, logam, furnitur, pengolahan ikan, serta jasa dan perdagangan.
Kedua ialah Kota Semarang. Semarang sebagai ibu kota provinsi dan pusat pertumbuhan ekonomi utama Jawa Tengah akan menampung potensi industri perikanan. Selain itu, tekstil, logam, furnitur, pengolahan ikan, dan jasa perdagangan.
Ketiga adalah wilayah Barlingmascakeb, Purwomanggung, Subosukowonosraten, Banglor, dan Wanarakuti. Wilayah ini akan berpotensi menampung industri perikanan, perkebunan, pasir besi, minyak, dan gas. Selanjutnya, batik, logam, furnitur, perdagangan, dan pariwisata.
Kemudian, keempat, Ganjar mengungkapkan lokasi industri akan dititikkan di Kedungsepur. Wilayah ini merupakan kawasan transit atau pengumpul perdagangan serta jasa dari wilayah barat dan timur Jawa serta pulau lainnya.