TEMPO.CO, Jakarta - Kejaksaan Agung mendesak Bursa Efek Indonesia untuk segera memberikan data transaksi milik PT LS yang kini berubah nama menjadi PT LAS. Data transaksi tersebut dibutuhkan untuk mengungkap kasus Jiwasraya yang kini sedang diusut Kejagung.
Kepala Pusat Penerangan Hukum Kejaksaan Agung Hari Setiyono mengungkapkan, data transaksi itu berupa permohonan koreksi trading dan pelaporan transaksi di pasar negosiasi dengan harga di luar batasan (auto rejection) pada periode 2008-2016. Menurut Hari, penyidik perlu melacak transaksi tersebut untuk mengungkap tindak pidana korupsi di tubuh PT Asuransi Jiwasraya (Persero) yang merugikan negara Rp13,7 triliun. "Kami sudah berkoordinasi dengan BEI untuk minta data itu," tutur Hari di Jakarta, Kamis 30 Januari 2020.
Selain itu, Hari mengaku tim penyidik Jiwasraya juga sudah menggeledah tiga perusahaan swasta yang diduga terlibat dalam perkara. Ketiga perusahaan yang telah digeledah itu masih berlokasi di wilayah Jakarta Selatan yaitu PT LS atau PT LAS, PT MS atau PT DSI, dan PT CS. "Penggeledahan itu dilakukan tim penyidik dalam rangka mencari barang bukti," kata Hari.
Sebelumnya, Mantan Sekretaris Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) M. Said Didu berharap Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) memeriksa aliran dana PT Asuransi Jiwasraya (Persero) sampai lapis ketiga. Dengan demikian, aliran sampai ke penikmat dana nasabah asuransi Jiwasraya bisa diketahui.
"Saya berharap PPATK memeriksa sampai tiga tingkat. Tiga tingkat itu kalau pindah-pindah, tiga kali pindah, ketahuan nanti," ucap Said Didu selepas diskusi Skandal Dugaan Korupsi pada Perusahaan Asuransi Negara di Kampus UI Salemba, Jakarta Pusat pada Rabu, 29 Januari 2020.
Berita Selanjutnya
Artikel Terkait
Rekomendasi Artikel
Video Pilihan
Shin Tae-yong: Program Naturalisasi Pemain di Bawah Erick Thohir Telah Perkuat Timnas Indonesia
20 jam lalu
Pelatih Timnas Indonesia, Shin Tae-yong, memberi penialain soal program naturalisasi di bawah kepemimpinan Ketua Umum PSSI, Erick Thohir.
Timnas Indonesia Kalahkan Vietnam 3-0, Mohamad Kusnaeni dan Rully Nere Puji Erick Thohir
1 hari lalu
Pengamat sepak bola, Mohamad Kusnaeni, dan legenda Timnas, Rully Nere, sama-sama memuji Erick Thohir setelah Timnas Indonesia mengalahkan Vietnam.
Kata Erick Thohir Usai Timnas Indonesia Kalahkan Vietnam 3-0 di Hanoi dalam Laga Kualifikasi Piala Dunia 2026
2 hari lalu
Timnas Indonesia masih menyisakan dua pertandingan kandang dalam lanjutan kualifikasi Piala Dunia 2026 zona Asia yang dijadwalkan pada Juni nanti.
Menjelang Tanding di Vietnam, PSSI Bantah Pemain Timnas Indonesia Sakit karena Dikerubungi Fans Usai Latihan
4 hari lalu
Angota Exco PSSI Arya Sinulingga mengatakan para pemain timnas Indonesia sakit karena perubahan cuaca.
3 Fakta Jelang Laga Kedua Timnas Indonesia vs Vietnam, Termasuk Kabar dari Marc Klok hingga Thom Haye
5 hari lalu
Mulai absennya Marc Klok hingga peluang tampil Thom Haye dan Ragnar Oratmangoen menjadi beberapa fakta menjelang laga kedua timnas Indonesia vs Vietnam.
Vietnam vs Indonesia, Erick Thohir Minta Skuad Garuda Bermain Lebih Keras
5 hari lalu
Ketua Umum PSSI, Erick Thohir, menginginkan Timnas Indonesia bertarung lebih keras saat menghadapi Vietnam pada di Kualifikasi Piala Dunia 2026.
5 Pemain Timnas Indonesia Sakit Jelang Laga Tandang Lawan Vietnam
5 hari lalu
Ketua Umum PSSI, Erick Thohir, mengonfirmasi sejumlah pemain Timnas Indonesia seperti Ivar Jenner, Rafael Struick, Sandy Walsh, demam.
Erick Thohir Beri Peringatan: Sepak Bola Negara-negara Asia Tenggara Sudah Meningkat
5 hari lalu
Ketua Umum PSSI Erick Thohir memperingatkan bahwa saat ini standar sepak bola negara-negara Asia Tenggara sudah meningkat.
Timnas U-20 Indonesia Diimbangi Cina 1-1, Erick Thohir: Ada Peningkatan, tapi...
5 hari lalu
Erick Thohir menilai Timnas U-20 Indonesia Umenunjukkan peningkatan performa ketika ditahan imbang Timnas Cina U-20 pada laga uji coba.
Partai Persatuan Pembangunan Tidak Lolos Ambang Batas Parlemen
6 hari lalu
Partai Persatuan Pembangunan tidak lolos syarat ambang batas parlemen sebesar 4 persen. Mengapa bisa terjadi?