TEMPO.CO, Jakarta-Jakarta - Sekretaris Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) periode 2005-2010, M. Said Didu memberikan komentar tentang 100 hari kerja Presiden Jokowi- Wapres Ma'ruf Amin. Namun, pesan tersebut ditujukan khusus untuk Menteri BUMN saat ini, Erick Thohir.
"Saya kasihan Erick Thohir, selamat mencuci piring. Mencuci piring kotor," ucap Said Didu selepas diskusi Skandal Dugaan Korupsi pada Perusahaan Asuransi Negara di Kampus Universitas Indonesia Salemba, Jakarta Pusat, Rabu, 29 Januari 2020.
Mencuci piring kotor yang dilontarkan Said Didu tak lain adalah bersih-bersih BUMN yang memang saat ini tengah gencar dilakukan Erick Thohir. Istilah tersebut juga Said tujukan kepada para pejabat Kabinet Indonesia Maju periode 2019-2024.
Said Didu menerangkan, saat ini pemerintahan Jokowi-M'aruf sedang mencuci piring kotor dari pemerintahan periode sebelumnya. "Saya bilang sekarang, 100 hari, menterinya sedang mencuci piring yang dikotori oleh pemerintah sebelumnya, oleh dia sendiri," ujarnya.
Said berharap di momentum 100 hari kerja Jokowi-Ma'ruf ini, BUMN segera dibersihkan dari orang-orang yang hanya ingin menjadikannya kendaraan kekuasaan. Menurut dia, pemerintah harus berhenti menempatkan orang-orang di BUMN semata-mata untuk tujuan balas jasa.
Sebelumnya, mantan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono atau SBY mengatakan bahwa dirinya mendengar kabar ada skenario besar pelengseran Erick Thohir dan Sri Mulyani terkait kasus Jiwasraya ini. Pelengseran Menteri BUMN dan Menteri Keuangan tersebut dirancang melalui pembentukan Panitia Khusus (Pansus) DPR Jiwasraya, yang saat ini dialihkan menjadi Panitia Kerja (Panja).
"Ketika saya gali lebih lanjut mengapa ada pihak yang semula ingin ada Pansus, saya lebih terperanjat lagi. Alasannya sungguh membuat saya 'geleng kepala'. Katanya... untuk menjatuhkan sejumlah tokoh. Ada yang 'dibidik dan harus jatuh' dalam kasus Jiwasraya ini. Menteri BUMN yang lama, Rini Soemarno harus kena. Menteri yang sekarang Erick Thohir harus diganti. Menteri Keuangan Sri Mulyani harus bertanggung jawab. Presiden Jokowi juga harus dikaitkan," kata SBY melalui keterangan tertulis, Senin, 27 Januari 2020.
Meski tidak terlalu menyakini kebenaran kabar tersebut, SBY menyatakan sikapnya mendukung pemerintah Presiden Joko Widodo atau Jokowi yang belum genap setahun untuk terus bekerja ini.
Menanggapi pernyataan SBY tersebut, Erick Thohir mengatakan bahwa dirinya legawa. "Saya rasa gini lah kalau jabatan (menteri) itu sesuatu yang bisa setiap saat (ditarik Presiden). Yang penting kita sebagai manusia tidak mengubah karakter jati diri karena jabatan, (soalnya) kalau jabatan itu bisa kapan pun (berakhir)," kata dia di kawasan Kedoya, Jakarta Barat, Selasa, 28 Januari 2020.
DEA REZKI GERASTRI | EKO WAHYUDI