Tempo.Co, Jakarta - Direktur Utama Holding Pertambangan Mining Industry Indonesia (MIND ID) Orias Petrus Moedak menargetkan pengambilan alih atau divestasi saham PT Vale Indonesia Tbk bisa diteken pada akhir Maret 2020.
"Soal Vale kami masih dalam proses finalisasi, kami harapkan bulan Februari kami akan mendapatkan approval internal dari masing-masing pihak, jadi Vale mendapatkan approvalnya, kami juga dapat approval, sehingga akhir Maret kami bisa tanda tangan," ujar dia di Hotel Aryaduta, Jakarta, Rabu, 29 Januari 2020.
Target awalnya, MIND ID akan mengakuisisi 20 persen saham Vale. "Itu kalau sudah mendapat approval," tutur Orias. Ia mengatakan 20 persen saham itu sudah tergolong signifikan dalam kepemilikan. Kendati demikian, dia belum mau membuka nilai divestasi tersebut. Ia menyerahkan kepada Vale untuk mengumumkannya.
Sebelumnya, Orias mengatakan Proses divestasi saham telah dimulai sejak akhir tahun lalu dengan ditandatangani Head of Agreement (HoA) pada bulan Oktober. Adapun saat ini, pihaknya bersama dengan Vale telah sepakat besaran nilai valuasi.
"Harga saham yang akan kami beli sudah kami sepakati berdasarkan rata - rata harga saham di bursa selama 12 bulan terakhir, jadi harga sudah disepakati," ujarnya dalam Rapat Dengar Pendapat bersama Komisi VII di DPR, Rabu, 22 Januari 2020.
Sebagai perusahaan publik, lanjut Orias, Vale menghendaki pengungkapan besaran harga dan nilai saham dilakukan secara bersama-sama saat dilakukan penandatanganan perjanjian definitif untuk pengambilalihan.
Penandatanganan perjanjian berupa Conditional Sales Purchase Agreement (CSPA) tersebut diharapkan dapat dilakukan pada akhir Maret ini setelah mendapatkan persetujuan dari para pemegang saham.
Untuk eksekusi pembayaran sesuai mekanisme pasar modal membutuhkan waktu kurang lebih enam bulan setelah penandatanganan CSPA. "Kami harapkan agar bisa terjadi tandatangan di Maret paling akhir dan eksekusi penyelesaian atau pembayaran sesuai mekanisme di pasar modal yakni kurang lebih 6 bulan setelah tanda tangan. Jadi kalau kami tanda tangan Maret maka pembayaran akan dilakukan di bulan September," ujarnya.
Untuk sumber pembiayaan, Orias menuturkan dengan posisi cash perusahaan senilai Rp 22 triliun dan juga ada kemampuan untuk melakukan pinjaman dengan terms dari pinjaman yang tidak memberatkan perusahaan.
"Jadi pinjaman yang sekarang kami lakukan kami mengarahkan pinjaman yang grass periode 4 tahunan, jadi sekitar 4 tahun kami dapatkan grass period," ucapnya.
Dia menerangkan MIND ID hanya akan bayar bunga tanpa bayar pokok sampai tahun keempat dimana diharapkan setelah tahun keempat itu sejumlah proyek mulai menghasilkan dan memberikan dampak ke EBITDA dan bisa memulai melakukan bayar pokok.
CAESAR AKBAR | BISNIS