TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Wishnutama membidik potensi wisatawan dari negara lain, seperti Australia dan Amerika Serikat, sebagai antisipasi dari dampak Virus Corona di Cina. Kendati, hingga kini ia belum mengantongi data rinci ihwal dampak virus tersebut terhadap kunjungan turis dari Cina.
Alternatif itu juga, menurut Wishnutama, didasari oleh data negara asal wisatawan yang berkunjung ke Indonesia. "Ternyata yang paling besar itu nomor satu Australia dan nomor dua Amerika Serikat," tutur dia, dilansir dari keterangan di laman resmi setkab.go.id, Selasa, 28 Januari 2020.
Meski potensi ada, kata Wishnutama, saat ini belum banyak penerbangan langsung dari dan ke negara-negara tersebut, serta belum ada promosi yang begitu intensif. Beberapa wilayah yang ia bidik antara lain adalah San Francisco, Los Angeles, dan New York. "Itu kota paling besar."
Dengan rencana pengembangan pasar itu, Wishnu menegaskan bahwa Indonesia tidak boleh hanya bersandar kepada kunjungan wisatawan dari satu negara saja. Sehingga apabila ada kejadian yang tidak terduga lagi di kemudian hari, Indonesia tidak kebingungan.
Ihwal imbas dari Virus Corona, Wishnutama berujar pada tahun lalu wisatawan dari Wuhan, Cina, adalah sebanyak sekitar 50 ribu wisatawan. "Tapi kan kita tidak bisa bicara itu kota itu sendiri. Pengaruhnya dari yang lain-lain pasti ada pengaruhnya karena kan Cina juga mengeluarkan banyak aturan sekarang, dari travel agent-nya dan lain sebagainya," tutur dia. Saat ini pun penerbangan dari dan ke Wuhan sudah ditutup sementara.
Beberapa negara lain pun, menurut Wishnutama, juga masih menanggapi beragam terkait virus corona ini. “Kemarin saya sudah diskusi juga dengan Bu Retno, dari Kemenlu juga kita masih kuning. Kuning artinya hati-hati. Kalau merah itu no travel. Khusus di Provinsi Hubei itu no travel," tutur Wishnutama.
CAESAR AKBAR
