TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Joko Widodo atau Jokowi hari ini meresmikan proyek Terowongan Nanjung yang berada di kawasan Hulu Citarum di Curug Jompong, Kabupaten Bandung, Jawa Barat.
Peresmian proyek tersebut dilakukan setelah Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) merampungkan pengerjaan konstruksi proyek yang akan menjadi bagian dari sistem pengendalian banjir Sungai Citarum.
Pembangunan Terowongan Nanjung telah dimulai sejak November 2017 oleh kontraktor KSO PT Wijaya Karya dan PT Adhi Karya dengan nilai anggaran APBN sebesar Rp 316,01 miliar. Pembangunan terowongan yang terletak di desa Lagadar, Kacamatan Marga Asih Kabupaten Bandung ini rampung pada bulan Desember 2019.
Pengerjaan Terowongan Nanjung terdiri dari dua tunnel dengan panjang masing-masing 230 meter dan diameter 8 meter. Kedua terowongan akan mengurangi banjir di daerah Baleendah, Dayeuh Kolot, Andir, dan daerah sekitarnya.
Dengan dirampungkannya pengerjaan proyek tersebut, maka total luas genangan di Kabupaten bandung ditargetkan bisa berkurang dari yang tadinya 3.461 hektare menjadi 2.761 hektare. Keberadaan terowongan juga akan meningkatkan kapasitas sungai Citarum dari 570 meter kubik per detik menjadi 669 meter kubik per detik.
Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono sebelumnya menyatakan Terowongan Nanjung telah mengurangi genangan air saat puncak hujan yang mengguyur sebagian wilayah Provinsi Jawa Barat pada Desember tahun lalu.
Selama ini khususnya pada saat musim hujan, debit air Sungai Citarum yang besar tertahan batuan besar di Curug Jompong yang juga merupakan situs budaya sehingga menyebabkan banjir akibat backwater. Oleh karena itu, Terowongan Nanjung akhirnya dibangun untuk memperlancar aliran air di hulu Sungai Citarum.
BISNIS