TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati memperkirakan pertumbuhan ekonomi Cina turun di bawah 6 persen dengan merebaknya Virus Corona di Negeri Tirai Bambu tersebut. Munculnya virus tersebut diperkirakan memperburuk pertumbuhan ekonomi yang saat ini sudah menurun.
"Corona virus ini akan memengaruhi semua elemen di Cina. Kalau lihat SARS dulu, ini akan terkadi dalam satu kuartal dan akan memengaruhi kuartal satu dan dua di Cina," ujar Sri Mulyani dalam rapat bersama Dewan Perwakilan Rakyat di Kompleks Parlemen, Jakarta, Selasa, 28 Januari 2020.
Menurut Sri Mulyani, Virus Corona menimbulkan pesimisme yang menggulung perekonomian pada Januari ini. Virus yang menyebabkan gangguan pernafasan itu, menurutnya, membuat Cina kehilangan momentum untuk menggenjot pertumbuhan ekonomi.
"Dengan adanya Virus Corona dan kebijakan locked down, maka seluruh potensi pertumbuhan Cina dari faktor domestik tidak terealisasi, kehilangan momentum sama sekali," tutur Sri Mulyani.
Biasanya, kata dia, Tahun Baru Cina menjadi momentum Cina untuk menggenjot pertumbuhan ekonomi melalui faktor domestik, yakni konsumsi. Apalagi pada tahun ini Cina juga memperpanjang libur hingga awal Februari. "Ini menggambarkan bahwa risiko sangat tidak terprediksi dan volatile."
Sebelumnya, Kepala Ekonom Bank Mandiri, Andry Asmoro mengatakan, wabah Virus Corona yang meluas di Wuhan sepekan terakhir, bakal berdampak pada perekonomian Cina. Namun sebenarnya, tanpa virus corona pun, ekonomi Negara Tirai Bambu itu diprediksi akan terus melambat pada tahun mendatang.
"Cina itu memang ekpektasinya ke depan memang terus turunwalaupun pertumbuhannya tahun lalu itu cukup baik 6,1 persen. In line dengan ekspektasi global, memang ekspektasi ke depan itu Cina akan terus turun," kata dia di Plaza Mandiri, Jakarta, Senin, 27 Januari 2020.
Andry memprediksi, pertumbuhan ekonomi Cina pada tahun 2020 akan mengalami penurunan pada kisaran di bawah 6 persen. Sehingga ia berharap, negara Xi Jinping ini harus bisa menangani Virus Corona dalam waktu dekat, agar perekonomian tidak semakin anjlok. "Dan kalau cepat tertangani, menurut saya enggak berdampak signifikan terhadap outlook globalnya sendiri, terutama regionalnya."
Secara global, kata Andry, tahun ini banyak negara raksasa seperti Cina dan Amerika yang memangkas target pertumbuhan ekonominya. Hal itu menandakan bahwa ada tantangan cukup besar yang sedang menanti, sehingga dipastikan akan berdampak bagi negara-negara berkembang.
EKO WAHYUDI