TEMPO.CO, Jakarta - Boeing Co. telah menerima pinjaman sebesar US$ 12 miliar atau sekitar Rp 164 triliun untuk menopang keuangan produsen pesawat asal AS tersebut di tengah krisis keuangan akibat kasus 737 Max.
Sumber Bloomberg menyebutkan, perjanjian pinjaman ini diperkirakan telah ditandatangani pada Senin kemarin, 27 Januari 2020. Utang yang akan ditarik Boeing ini diperkirakan memiliki margin sebesar 100 basis poin sesuai acuan London interbank offered rate (Libor), plus biaya komitmen 9 basis poin.
Boeing juga akan dikenakan komisi dibayar di muka (upfront fee) sebesar 5 basis poin. Citigroup Inc. akan menjadi pemimpin dalam sindikasi pembiayaan yang nilai awalnya US$ 10 miliar dengan periode penarikan dalam kurun dua tahun. Komitmen ekstra dari kreditur menunjukkan kepercayaan perbankan terhadap Boeing.
CEO Boeing Dave Calhoun mengatakan bahwa produksi pesawat 737 MAX diharapkan dapat dimulai kembali beberapa bulan sebelum diperkirakan kembali mengudara pada pertengahan tahun ini. Ia mengatakan perusahaan tidak mempertimbangkan untuk menghapus MAX dan berharap akan terus mengudara selama satu generasi.
Lebih jauh kata Calhoun, Boeing tidak akan meluncurkan kampanye pemasaran untuk mendapatkan pelanggan kembali ke 737 MAX. "(737 MAX) akan dihidupkan kembali beberapa bulan sebelum momen pada bulan Juni karena kami harus memulai kembali jalur itu," katanya pada Kamis pekan lalu seperti dikutip dari Reuters. Perusahaannya akan membuat beberapa perubahan pada jalur produksi Boeing 737 MAX agar lebih efisien.
Baca Juga:
BISNIS