Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Jika Rupiah Menguat Terlalu Jauh, BI Tak Segan Intervensi

image-gnews
Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo memberikan sambutan dalam konferensi internasional Bulletin of Monetary Economics and Banking (BMEB) ke-13 di Bali, Kamis, 29 Agustus 2019. Istimewa
Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo memberikan sambutan dalam konferensi internasional Bulletin of Monetary Economics and Banking (BMEB) ke-13 di Bali, Kamis, 29 Agustus 2019. Istimewa
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo mengatakan bank sentral tetap akan menjaga nilai tukar rupiah sesuai fundamental. Apabila penguatan tersebut bergerak di luar fundamentalnya, BI siap untuk melakukan intervensi.

Pernyataan Perry merespons penguatan kurs rupiah terhadap dolar Amerika Serikat sejak akhir 2019 hingga awal 2020. Namun, penguatan rupiah ternyata dikhawatirkan semakin menekan kinerja ekspor.

“Kami yakinkan, jika rupiah menguat terlalu jauh dan tidak berdampak terhadap perekonomian, kami tidak segan mengarahkan nilai tukar rupiah sesuai fundamentalnya dengan melakukan beberapa langkah,” kata Perry di tengah rapat bersama Komis XI DPR, Senin, 27 November 2020.

Perry menjelaskan faktor utama pendorong penguatan rupiah kali ini adalah inflasi yang rendah dan aliran modal asing yang masih besar. Padahal, rupiah sempat hampir menyentuh level Rp 15.000 per dolar AS. Kini, pergerakan rupiah terkerek naik hingga menyentuh level Rp 13.800 per dolar AS.

Sejalan dengan penguatan tersebut, neraca pembayaran Tanah Air membaik dengan melandainya transaksi berjalan menjadi 2,93 persen terhadap produk domestik bruto (PDB) pada akhir 2019. Perry yakin perbaikan ini akan berlanjut dan dia memproyeksikan transaksi berjalan pada kuartal I-III akan mengalami penurunan.

“Jadi defisit transaksi turun, aliran modal memadai meskipun geopolitik masih berlanjut,” kata Perry.

Fluktasi kondisi geopolitik yang masih akan berlanjut ini membuat risiko ketidakpastian belum hilang. Meskipun demikian, Perry meyakini tingkat ketidakpastian tersebut akan menurun.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Selain itu, mekanisme pasar juga berjalan dengan baik sehingga supply dan demand terbentuk normal. Kondisi ini diperkuat pula oleh perbaikan mekanisme ekspor. “Kepercayaan pelaku pasar terhadap kebijakan-kebijakan BI meningkat, “ ucap Perry.

Sementara itu, ekonom Indef Bhima Yudhistira menilai ada beberapa hal yang masih perlu diwaspadai mengingat penguatan rupiah belum ditopang kinerja ekspor. Hal ini dibuktikan dengan nilai ekspor yang cenderung melambat. “Penguatan yang sifatnya temporer bisa kembali melemah apabila situasi global berubah,” katanya.

Selain itu, devisa pariwisata justru berisiko turun akibat wabah corona virus. Bhima melihat pelaku pasar juga masih menunggu realisasi dari trade deal pertama AS-Cina.

Lebih lanjut, Bhima sepakat penguatan rupiah dapat menekan sisi ekspor lantaran harga produk domestik di pasar internasional lebih mahal. Jika demikian, penguatan rupiah akan menurunkan daya saing RI.

Menguatnya kurs rupiah saat ini dinilai sebagian besar sebagai akibat dari perang dagang AS-Iran yang mereda dan kembali menekan harga minyak mentah.

BISNIS

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Pakar Sawit IPB University Sampaikan Rekomendasi terkait Regulasi EUDR yang Mempersulit Ekspor 7 Komoditas

12 jam lalu

Shutterstock.
Pakar Sawit IPB University Sampaikan Rekomendasi terkait Regulasi EUDR yang Mempersulit Ekspor 7 Komoditas

Regulasi EUDR juga mempengaruhi penggunaan suplemen pakan ternak yang terbuat dari sawit.


LPEI Bertemu 3 Bos Perbankan, Bahas Penguatan Ekosistem Ekspor Indonesia

13 jam lalu

LPEI Bertemu 3 Bos Perbankan, Bahas Penguatan Ekosistem Ekspor Indonesia

Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI) bertemu dengan pimpinan perbankan untuk mendorong pertumbuhan ekspor Indonesia.


Bos Freeport Sebut Pendapatan Negara Bisa Berkurang Rp 30 Triliun jika Izin Ekspor Konsentrat Tak Diperpanjang

15 jam lalu

Presiden Direktur PT Freeport Indonesia Tony Wenas memberikan keterangan usai bertemu Presiden Jokowi di Istana Kepresidenan Jakarta, Kamis, 28 Maret 2024. TEMPO/Daniel A. Fajri
Bos Freeport Sebut Pendapatan Negara Bisa Berkurang Rp 30 Triliun jika Izin Ekspor Konsentrat Tak Diperpanjang

Presiden Direktur PT Freeport Indonesia Tony Wenas menyoroti urgensi perpanjangan izin ekspor konsentrat dari pemerintah untuk perusahaannya. Apa katanya?


Anggota Polri Penembak Debt Collector Diproses Polda Sumsel, Kenali Aturan Hukum Tentang Tukang Tagih Utang Ini

19 jam lalu

Mobil Avanza milik polisi Aiptu FN yang menembak debt collector di Palembang, Sumatera Selatan. ANTARA/M Imam Pramana
Anggota Polri Penembak Debt Collector Diproses Polda Sumsel, Kenali Aturan Hukum Tentang Tukang Tagih Utang Ini

Aiptu FN anggota Polri lakukan penusukan dan penembakan terhadap debt collector yang lakukan penarikan paksa mobilnya. Apa aturan soal debt collector?


Tingkatkan Kemampuan UMKM Mitra dan Binaan, Bank Indonesia NTB Gelar Aneka Pelatihan

1 hari lalu

Pameran produk UMKM di Nusa Tenggara Barat. Dok. Lombok NTB Pearl
Tingkatkan Kemampuan UMKM Mitra dan Binaan, Bank Indonesia NTB Gelar Aneka Pelatihan

Bank Indonesia menggelar sejumlah pelatihan seperti "Pelatihan Pencatatan Keuangan melalui Aplikasi SIAPIK".


Pemerintah Raup Rp 22 Triliun dalam Lelang Surat Utang Negara

1 hari lalu

Surat Utang Negara adalah surat berharga berupa surat pengakuan utang yang dijamin pembayaran bunga dan pokoknya oleh pemerintah. Berikut ulasannya. Foto: Canva
Pemerintah Raup Rp 22 Triliun dalam Lelang Surat Utang Negara

Pemerintah meraup Rp 22,6 triliun melalui lelang Surat Utang Negara pada Selasa, 26 Maret 2024.


Rupiah Hari Ini Diprediksi Fluktuatif dan Ditutup Melemah

1 hari lalu

Ilustrasi penukaran mata uang asing dan nilai Rupiah.  Tempo/Tony Hartawan
Rupiah Hari Ini Diprediksi Fluktuatif dan Ditutup Melemah

Pada perdagangan Selasa, 26 Maret 2024, rupiah ditutup menguat 7 poin menjadi Rp 15.793 per dolar AS.


Waspada Menjelang Lebaran, Ini Ciri-Ciri Uang Palsu dan Cara Menghindarinya

2 hari lalu

Karyawan tengah menghitung uang pecahan 100 ribu rupiah di penukaran valuta asing di Jakarta, Rabu, 28 Februari 2024. Rupiah ditutup melemah mendekati level Rp16.000 hari ini. TEMPO/Tony Hartawan
Waspada Menjelang Lebaran, Ini Ciri-Ciri Uang Palsu dan Cara Menghindarinya

Menjelang idul fitri, banyak orang yang menawarkan penukaran uang baru. Sebaiknya tetap waspada dan pahami ciri-ciri uang palsu agar tidak tertipu.


Rupiah Merosot ke Level Rp15.803 per Dolar AS, Analis: Ada Potensi Penguatan

2 hari lalu

Ilustrasi rupiah. Pexels/Ahsanjaya
Rupiah Merosot ke Level Rp15.803 per Dolar AS, Analis: Ada Potensi Penguatan

Nilai tukar rupiah diprediksi karena The Fed belum akan menurunkan suku bunga acuannya dalam waktu dekat.


Japan Credit Rating Kembali Pertahankan Peringkat Utang RI di BBB+, Respons Gubernur BI?

3 hari lalu

Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo saat menyampaikan Hasil Rapat Dewan Gubernur Bulanan Bulan Februari 2024 di Gedung Bank Indonesia, Jakarta, Rabu 21 Februari 2024. Perry Warjiyo mengatakan keputusan mempertahankan BI-Rate pada level 6,00% tetap konsisten dengan fokus kebijakan moneter yang pro-stability. TEMPO/Tony Hartawan
Japan Credit Rating Kembali Pertahankan Peringkat Utang RI di BBB+, Respons Gubernur BI?

Japan Credit Rating Agency, Ltd. kembali mempertahankan peringkat utang atau Sovereign Credit Rating Republik Indonesia pada BBB+. Apa artinya?