TEMPO.CO, Jakarta -Pebasket profesional Kobe Bryant meninggal dunia dengan putrinya dalam kecelakaan pesawat helikopter pada 26 Januari 2020. Sepanjang karirnya, Kobe Bryant dikenal sebagai atlet terkaya dengan pundi-pundi lebih dari US$ 500 juta.
Selama karier NBA-nya di Los Angeles Lakers, Kobe Bryant memperoleh gaji lebih dari $328 juta. Beberapa kontrak penting termasuk perpanjangan tiga tahun senilai $90 juta ditandatangani pada 2010. Pada 2013 ia menandatangani perpanjangan 2 tahun sebesar $48,5 juta. Dia juga memperoleh sekitar $350 juta dari kerjasama atau endorsment. Selama tahun terakhirnya di NBA, Kobe menghasilkan $25 juta.
Lalu, bagaimana dia membangun kerajaan bisnisnya? Pemain basket berusia 41 tahun itu memulai investasinya di tahun 2013 ketika masih aktif berlaga di lapangan. Saat itu, Kobe Bryant membuka perusahaan modal ventura Bryant Stibel bekerja sama dengan Jeff Stibel founder Web.com.
Bryant Stibel mengklaim setidaknya 10 jenis investasi yang sukses, termasuk Dell dan Alibaba. Dia juga memiliki investasi dalam Fortnite Epic Games, perusahaan pembayaran digital Klarna dan perusahaan produk rumah tangga The Honest Company.
Terpisah dari perusahaan, Kobe Bryant juga menghasilkan jutaan dolar dari investasinya dalam minuman olahraga Body Armor, yang pada 2018 mendorong penilaiannya dengan menjual saham ke Coca Cola.
Reputasi Bryant sebagai atlet bintang dan pembangun merek telah menjadi salah satu kunci kesuksesan portofolio. Pada 2016, Bryant mendirikan Granity Studios, sebuah perusahaan media yang berfokus pada penceritaan kreatif seputar olahraga.