TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi telah bertemu dengan Direktur Utama PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk Irfan Setiaputra dan direksi baru lainnya. Kepada jajaran direksi, Budi meminta agar Garuda Indonesia bisa terus meningkatkan keuntungan.
“Dia mesti untung, jadi bisa berkelanjutan,” kata Budi di Kantor Kemenhub, Jakarta, Jumat, 24 Januari 2020.
Namun, Budi juga ingin Garuda bisa menurunkan harga tiket di sejumlah penerbangan. “Boleh untung, tapi beri keterjangkauan bagi masyarakat,” kata Budi.
Budi mengusulkan tiga opsi untuk dipertimbangkan Garuda. Ketiga usulan ini sudah dibicarakan Budi dengan Menteri BUMN Erick Thohir. Pertama, meningkatkan load factor atau tingkat keterisian pesawat. Dari saat ini 70 persen, menjadi 85 persen, lewat diskon tiket jauh-jauh hari.
Kedua, Budi mengusulkan kerja sama paket wisata antara Garuda Indonesia dengan sejumlah hotel. Ketiga, Budi mengusulkan agar Garuda bisa menjual tiket lebih murah, untuk hari dan jam sepi.
Selain ketiga usulan ini, Budi dan direksi Garuda juga berbicara soal harga avtur. Saat ini, komponen bahan bakar inilah yang menjadi salah satu penyebab harga tiket mahal. Sejak beberapa bulan lalu, pemerintah sudah berjanji akan memperluas keterlibatan swasta di pasar avtur Indonesia.
Tujuannya agar harga avtur bisa lebih murah. Tapi sampai saat ini, hanya PT Pertamina dan PT AKR Corporindo saja menjual. Saat ditanya masalah ini, Budi hanya menjawab, “kami akan bicara lagi dengan Pertamina,” kata dia.
Irfan telah mendengar semua usulan Budi dan berjanji akan menindaklanjutinya. Namun, ia tidak memastikan apakah akan langsung menurunkan harga tiket. “Kami kaji dulu.” kata dia.
FAJAR PEBRIANTO