Pergeseran orientasi pemasaran sektor pariwisata yang tidak lagi mengejar jumlah kunjungan ini disebut Rizki sudah banyak dilakukan negara lain. “Kita belajar dari beberapa negara yang memang beralih ke orientasi devisa,” kata dia.
Namun, ia mengatakan juga belum bisa menghitung target devisa yang diincar karena masih menunggu rilis Badan Pusat Statistik untuk data tersebut. “Tahun ini belum keluar angkanya, nanti akan dikeluarkan oleh BPS. Kita berharap antara 19-20 juta dolar AS,” kata
Rizki mengatakan, kendati orientasinya bergeser, pemerintah tetap melanjutkan pengembangan fokus destinasi wisata. “Itu dalam rangka mempercepat pengembangan infrastruktur. Itu masih. Tapi kalau bicara pemasaran, Jawa Barat salah satu yang jadi prioritas kita pasarkan karena dari atraksi, amenitas, dan aksesnya sudah lengkap,” kata dia.
Rizki mengatakan, selain Jawa Barat, provinsi yang ada di Jawa juga jadi prioritas pemasaran sektor pariwisata Indonesia. “Jawa itu sudah siap semua. Kemudian Batam, Bintan, sekarang Bangka-Belitung akan kita dorong. Kemudian Lombok juga sudah mulai meningkat kunjungan wisatawannya. Kita berharap tidak ada bencana alam, tidak ada isu keamanan, kita kondusif. Ini dua hal yang bikin capek. Ada itu, turun lagi,” kata dia.
AHMAD FIKRI