TEMPO.CO, Jakarta - Irfan Setiaputra buka suara terkait penunjukannya sebagai Direktur Utama PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk. Ia menyatakan, di bawah kepemimpinannya, perusahaan maskapai pelat merah itu akan lebih mengutamakan keselamatan dan keamanan penerbangan.
"Kalau bagi saya yang penting paling utama mempertahankan safety. Itu nomor satu. Selanjutnya berjalan saja," kata Irfan kepada Tempo saat dihubungi, Rabu, 22 Januari 2020.
Sembari berjalan, Irfan akan mengajak manajemen untuk pelan-pelan memperbaiki citra perusahaan yang selama ini disebut-sebut sempat menurun. Menurut dia, upaya memoles citra Garuda Indonesia kembali menjadi maskapai bintang lima perlu waktu.
Sembari memperbaiki citra entitasnya, Ifan akan mengajak seluruh karyawan di perseroan berkode emiten GIAA ini untuk menumbuhkan kebanggaan secara internal. Kebanggaan dari dalam ini akan membantu mengubah persepsi masyarakat terhadap Garuda Indonesia. "Kami ingin membuat yang di dalam membanggakan diri lebih dari hari ini," tuturnya mengimbuhkan.
Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa atau RUPSLB PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk menetapkan Irfan Setiaputra sebagai direktur utama perusahaan tersebut. Pemimpin RUPSLB, Sahala Lumban Gaol, menyatakan pencalonan Irfan mutlak dipilih oleh pemegang saham.
"Luar biasa sekali. Pemilihan ini disetujui mayoritas pemegang saham sampai 98 persen," ujarnya di kantor Garuda Indonesia, Rabu, 22 Januari 2020.
Pemilihan Irfan ini menyingkirkan sejumlah nama yang sebelumnya sempat disorongkan Menteri BUMN Erick Thohir kepada Presiden Joko Widodo alias Jokowi. Adapun Irfan akan menggantikan pemimpin sebelumnya, Gusti Ngurah Askhara Danadiputra atau Ari Askhara yang dipecat karena tersangkut kasus kargo gelap.
Berdasarkan penelusuran Tempo, Irfan merupakan lulusan S-1 Teknik Informatika ITB. Dulunya di ITB, ia terdaftar di angkatan 1989. Sejak lulus hingga kini, Irfan tercatat telah melanglang buana di sejumlah perusahaan di bidang teknologi informatika.
Irfan tak hanya pernah memimpin perusahaan pelat merah. Namun juga perusahaan swasta. Ia tercatat pernah menempati kursi bos di IBM, LinkNet dan Cisco. Pada 2000, Irfan pernah meraih penghargaan IBM STAR of the STARS Award, IBM Professional Achievement Award, dan Best CEO versi majalah SWA.
Sebelum didapuk sebagai Direktur Utama Garuda Indonesia, Irfan mengakui sempat diajak berdiskusi oleh tim Menteri BUMN Erick Thohir. Diskusi itu membahas tentang kelanjutan perusahaan-perusahaan pelat merah ke depan.
"Sebagai orang yang pernah di BUMN, saya dimintai pandangan," ujar Irfan kepada Tempo, 13 Januari lampau. Namun, saat berdiskusi dengan Kementerian BUMN itu, Irfan mengakui belum memperoleh tawaran sebagai direktur utama untuk perusahaan pelat merah apa pun.