Pemerintah secara bertahap meningkatkan plafon KUR selama lima tahun ke depan dengan target penyaluran mencapai Rp325 triliun pada 2024. “Kami ingin mendorong pertumbuhan ekonomi lebih tinggi lagi, 60 persen produk domestik bruto kita disumbangkan oleh UMKM, sehingga basisnya harus didorong," ujar Iskandar.
Asisten Deputy dan Pasar Modal Lembaga Keuangan Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Gede Edy Prasetya berharap KUR khusus bisa meningkatkan produk unggulannya. Untuk itu, kata Gede, pemerintah terlebih dahulu membentuk ekosistemnya. Apabila ekosistem sudah baik, secara otomatis keberlanjutan produksi akan terjaga.
Untuk membentuk ekosistem tersebut, Gede mengatakan akan memperhatikan nasabah, skema pembiayaan, peningkatan produksi, penjamin atau offtaker, hingga pemasaran. Apabila ekosistem terbentuk, Gede mengatakan KUR khusus akan sangat mudah disalurkan kepada nasabah yang tergabung dalam kluster," kata Gede.
Adapun ketentuan KUR khusus tahun ini, Gede mengatakan suku bunga yang dikenakan tetap 6 persen efektif per tahun. Pemerintah akan membayar sisa bunga kreditnya sebesar 5,5 persen. Adapun plafon yang diterima debitur sebesar maksimal Rp500 juta per penerima KUR. Usaha atau obyek yang dibiayai oleh KUR bisa dijadikan agunan terhadap penyalur KUR.
Senior Vice President Micro Development and Agent Banking Bank Mandiri Zedo Faly mengatakan akan mengoptimalkan penyaluran KUR sebesar Rp 30 triliun pada tahun ini untuk sektor produksi. Beberapa strategi yang dilakukan di antaranya bekerja sama dengan perusahaan-perusahaan yang merupakan nasabah atau debitur di segmen wholesale Bank Mandiri baik yang bergerak di sektor produksi, seperti pertanian, perikanan, dan industri pengolahan.
"Mereka bertindak sebagai off-taker dan pemberi rekomendasi untuk penyaluran KUR kepada mitra-mitranya maupun di sektor non produksi," ujar Zedo kepada Tempo.