Tempo.Co, Jakarta - Maskapai penerbangan Sriwijaya Air tengah berfokus memulihkan operasional penerbangan setelah mengakhiri sengketa dengan PT Garuda Indonesia Persero Tbk. Direktur Operasional Sriwijaya Air Didi Iswandy memungkinkan manajemen kembali membuka sejumlah rute yang sempat tidak diterbangi.
"Saat polemik dengan Garuda Indonesia November lalu, ada beberapa rute yang tidak kami terbangi, seperti Jakarta-Malang, Jakarta-Tanjung Karang, dan Jakarta-Banyuwangi. Kemungkinan akan dibuka lagi," ujar Didi saat ditemui di kantornya, kemarin, 20 Januari 2020.
Didi mengatakan pihaknya saat ini masih mengantongi izin rute dari Direktorat Jenderal Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan untuk tiga destinasi tersebut. Seumpama sewaktu-waktu Sriwijaya Air ingin menerbangkan pesawatnya kembali ke rute itu, Didi mengatakan pihak regulator telah memberikan keleluasaan.
Adapun untuk menerbangkan pesawat ke rute-rute yang ditutup sementara itu, Didi memastikan Sriwijaya Air perlu mengaktifkan kembali pesawat-pesawat mereka. Sebanyak sepuluh dari 24 pesawat saat ini masih mandek operasi karena berada dalam masa perawatan.
Secara bertahap, Sriwijaya Air akan mengaktifkan seluruh pesawat pada akhir 2020. Dengan begitu, rute-rute lama Sriwijaya Air beserta frekuensi penerbangan pesawat akan pulih kembali.
"Pada 2020 nanti, frekuensi kami kembali ke angka 140 penerbangan. Saat kisruh dengan Garuda Indonesia pada November lalu kan tinggal 30 penerbangan," tuturnya. Sedangkan saat ini, Sriwijaya Air sudah berhasil mengembalikan frekuensi penerbangan ke angka 71.
Sriwijaya Air memutuskan mengakhiri kerja sama manajemen dengan Garuda Indonesia pada November 2019 lantaran alasan ekonomi. Saat pisah dengan Garuda Indonesia, jumlah armada Sriwijaya yang siap melayani penumpang melorot 60 persen. Market share atau pangsa pasar mereka pun turun dari 10 persen menjadi 7 persen.
Sebagai langkah untuk membenahi kondisi manajemen, Sriwijaya Air lalu menggandeng bengkel pesawat dari enam perusahaan untuk memulihkan beberapa armadanya. Pada Januari awal, perusahaan milik keluarga Chandra Lie itu berhasil memulihkan lima pesawat sehingga total pesawat Sriwijaya Air yang beroperasi per awal Januari menjadi 14 unit.