Sebelumnya,Credit Suisse juga mengatakan akan berhenti membiayai proyek pembangkit listrik berbahan bakar batu bara baru dan Goldman Sachs Group Inc. memperketat kebijakannya terhadap pendanaan bahan bakar fosil, mengurangi pendanaan yang mendukung secara langsung pertambangan baru batu bara dan eksplorasi minyak hulu di Arktik.
Direktur Pelaksana Kebijakan Pembangunan dan Kemitraan Bank Dunia, Mari Elka Pangestu mengingatkan pemerintah bahwa perusahaan, perbankan, maupun lembaga kredit internasional lainnya, kini tak mau lagi mendanai pengembangan proyek energi fosil. Pernyataan ini disampaikan Mari langsung di hadapan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif.
"Mereka enggak mau lagi mendanai energi minyak bumi dan batu bara," kata Mari dalam acara Indonesia Millenial Summit di Jakarta Selatan, Jumat, 17 Januari 2020. Menurut dia, ini adalah satu dari sekian faktor yang memicu terjadinya transformasi energi fosil ke energi bersih dalam beberapa tahun ke depan.
Berdasarkan data Bloomberg, pada penutupan perdagangan akhir pekan lalu, Jumat 17 Januari 2020, harga batu bara berjangka di bursa Newcastle berada di level US$71,53 per ton, melemah 1,26 persen. Sepanjang tahun berjalan 2020, harga batu bara telah bergerak menguat 1,4 persen.
Industri batubara AS terus menurun karena persaingan dari gas serpih murah dan energi terbarukan. Namun, penggunaan batu bara di India, Vietnam, Indonesia, Bangladesh, dan Pakistan diperkirakan akan terus tumbuh.
Kepala Penelitian Batu Bara Termal Wood Mackenzie Dale Hazelton mengatakan bahwa pihaknya melihat adanya pemulihan di pasar batu bara tradisional sehingga menetapkan adanya pasokan yang berlebih selama paruh pertama tahun ini. “Dan ketika harga LNG akhirnya naik dan restocking musim dingin dimulai, harga batu bara bisa melambung seperti yang terjadi pada 2016, ” kata Dale.
BISNIS | FAJAR PEBRIANTO