Tempo.Co, JAKARTA – Anggota Dewan Pertimbangan Presiden bidang ekonomi dan keuangan yang juga pemilik Grup Mayapada, Dato Sri Tahir, mengungkapkan dampak pembangunan infrastruktur yang sedang dikerjakan pemerintahan terhadap pertumbuhan ekonomi baru dirasakan dalam jangka panjang.
“Sekarang sudah mulai menampakkan hasilnya, namun manfaat optimalnya dalam jangka panjang,” kata dia kepada Tempo, Ahad, 19 Januari 2020.
Dato Sri Tahir memberi contoh kebijakan yang diterapkan oleh Perdana Menteri Cina sebelumnya, Wen Jiabao. Di saat krisis subprime mortgage alias kredit perumahan berkualitas rendah di Amerika Serikat pada 2008 menyapu ekonomi seluruh dunia, Wen justru mengucurkan dana untuk membangun infrastruktur senilai 4 triliun yuan renmimbi atau sekitar Rp 7.960 triliun.
Dana tersebut, kata dia, antara lain dipakai untuk membangun rel kereta api sepanjang dua ribu kilometer. Proyek kereta tersebut, menurut Tahir, memang baru menghasilkan untung yang sedikit hingga saat ini, namun dampaknya terhadap sektor-sektor perekonomian yang lain sangat besar.
“Infrastruktur transportasi mempercepat pergerakan (arus barang dan manusia) dan menekan biaya ekonomi,” ucap Dato Sri Tahir.
Menurut Dato Sri Tahir, pembangunan infrastruktur yang dikerjakan oleh Presiden Joko Widodo sejak periode pertama pemerintahannya mulai membuahkan hasil. “Saya baru-baru ini pergi dari Surabaya ke Solo hanya 2,5 jam. Dulu bisa 5-6 jam,” dia mengatakan.
Sebagai satu dari sembilan anggota Dewan Pertimbangan Presiden, Tahir menyebut tugasnya adalah memberikan nasihat perihal visi ekonomi Jokowi. Di antaranya adalah soal pembanguan di sektor sumber daya alam, reformasi ekonomi, dan infrastruktur.