Tempo.Co, Jakarta - Staf Khusus Menteri Badan Usaha Milik Negara Arya Sinulingga mengatakan akan ada beberapa investor yang berniat menyehatkan PT Asuransi Jiwasraya (Persero). Dia mengatakan investor yang tertarik itu berasal dari dalam dan luar negeri.
"Investasinya sekitar hampir Rp 3 triliun. Jadi kalau kami harapkan kuartal pertama," kata Arya di Upnormal Wahid Hasyim, Jakarta Ahad, 19 Januari 2020.
Dia mengatakan investasi itu nantinya akan masuk melalui anak usaha Jiwasraya, Jiwasraya Putra. Kementerian BUMN, kata dia, saat ini terus fokus untuk mencari solusi masalah gagal bayar Jiwasraya itu.
Salah satu solusinya yaitu membuat holding asuransi. "Tujuannya agar dapat dana. Tapi kan ini ada proses. Prosesnya tidak gampang. kami kerja kerasnya gila-gilaan," ujarnya.
Pada kesempatan lain, Wakil Menteri Badan Usaha Milik Negara Kartika Wirjoatmodjo mengatakan saat ini terdapat empat calon investor yang tertarik untuk menyehatkan perusahaan PT Asuransi Jiwasraya (Persero).
"Ada beberapa dari investor luar negeri. Jangan sebut nama nanti mereka takut. Ada tiga dari asing satu dari lokal investornya," kata Kartika usai Pertemuan Tahunan Industri Jasa Keuangan 2020 di Ritz Carlton Pasific Place, Jakarta, Kamis, 16 Januari 2020.
Namun, Kartika masih enggan menyebutkan secara rinci nama jelas dari empat investor tersebut. Menurut dia, saat ini Kementerian BUMN bersama dengan Kementerian Keuangan dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) masih terus menggodok skema yang baik untuk penyehatan Jiwasraya.
Perusahaan asuransi pelat merah itu, kini tengah jadi sorotan. Jiwasraya mengalami gagal bayar polis seiring rugi investasi saham. BPK mencatat kerugian Jiwasraya yang juga dikategorikan kerugian negara mencapai Rp 13 triliun.
Sebelumnya Jiwasraya telah banyak melakukan investasi pada aset-aset dengan risiko tinggi untuk mengejar keuntungan tinggi, diantaranya penempatan saham sebanyak 22,4 persen senilai Rp 5,7 triliun dari aset finansial.
Dari jumlah itu, lima persen dana ditempatkan pada saham perusahaan dengan kinerja baik, sisanya 95 persen dana ditempatkan di saham yang berkinerja buruk.
Selain itu, penempatan reksa dana sebanyak 59,1 persen senilai Rp 14,9 triliun dari aset finansial. Dari jumlah tersebut, sekitar dua persen dikelola oleh manajer investasi dengan kinerja baik. Sementara 98 persen dikelola oleh manajer investasi dengan kinerja buruk.
Akibatnya, PT Asuransi Jiwasraya hingga Agustus 2019 menanggung potensi kerugian negara sebesar Rp 13,7 triliun.
HENDARTYO HANGGI | ANTARA