TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Panjaitan memastikan tiga orang yang ditawari Presiden Joko Widodo sudah setuju bergabung dalam Dewan Pengarah Pembangunan Ibu Kota Baru di Kalimantan Timur. Ketiganya yaitu mantan Perdana Menteri Inggris Tony Blair, Putra Mahkota Abu Dhabi Mohamed bin Zayed Al Nahyan atau MBZ, dan CEO SoftBank Masayoshi Son.
"Udah, udah (setuju bergabung)," kata Luhut saat ditemui usia menghadiri acara Standard Chartered di Hotel Mulia, Jakarta, Rabu, 15 Januari 2020. Untuk sosok Tony Blair, Luhut pun menjelaskan bahwa pemerintah ingin ada figur internasional seperti di tubuh Dewan Pengarah.
Dalam pertemuan di hadapan para bankir Standard Chartered, Luhut juga menyinggung sosok MBZ, saat lawatan Jokowi pada 11 hingga 13 Januari 2020 lalu. "Crowne Prince itu (MBZ), hormat ke Pak Jokowi," ujar Luhut.
Adapun pertimbangan untuk MBZ, Juru Bicara Presiden, Fadjroel Rachman, menjelaskan, Jokowi ingin melibatkan asing dalam proyek ini lantaran ia mau ibu kota baru Indonesia menjadi persembahan untuk dunia.
"Jadi bukan saja dalam pekerjaannya, baik investasinya maupun juga sejumlah kegiatan di dalamnya (seperti) riset teknologi, konservasi lingkungan, semuanya presiden ingin melibatkan negara-negara yang ada di dunia," ucap Fadjroel.
Fadjroel menjelaskan bahwa Jokowi sendiri yang menawari langsung MBZ untuk menjadi dewan pengarah saat pertemuan bilateral keduanya di Abu Dhabi, Uni Emirat Arab.
Sementara itu, belum ada keterangan dari pemerintah untuk alasan penunjukkan Masayoshi. Namun saat ini, Softbank di bawah Masayoshi-lah yang ingin berinvestasi di ibu kota baru di Kalimantan Timur.
Rencana itu dibahas Masayoshi saat bertemu Jokowi di Istana Merdeka, Jakarta, Jumat, 10 Januari 2020. "Dengan proyek yang pemerintah Indonesia siapkan, kami rasa ada kesempatan menarik yang dapat kita diskusikan," kata Masayoshi pada Jokowi, dalam pertemuan tersebut.