Akibatnya, saham POOL terjun paling dalam di antara portofolio Asabri lainnya dengan penurunan 96,93 persen sepanjang 2019. Bahkan, saham tersebut disuspensi hingga kini sejak 30 Desember 2019, dengan level harga penutupan Rp 156.
Harga saham yang jeblok berikutnya adalah PT Alfa Energi Investama Tbk. (FIRE), yang terkoreksi 95,79 persen pada tahun lalu ke level Rp 326. Penurunan drastis pun dialami saham PT SMR Utama Tbk. (SMRU) sebesar 92,31 persen ke posisi Rp 50. Level harga 'gocap' itu pun bertahan hingga kini. Asabri memegang 6,61 persen saham SMRU.
"Pedoman investasinya ada, tetapi (yang utama) kebijakan berinvestasi (oleh direksi) harus sesuai dengan tata kelola yang baik," kata Hadiyanto, Rabu, 8 Januari 2020.
Kasus ini muncul bahkan tak lama setelah Presiden Joko Widodo atau Jokowi mengingatkan agar semua pemangku kepentingan membersihkan pasar modal dari praktik jual beli saham yang tidak benar. "Tahun 2020 saya harapkan dapat menjadi momentum bagi OJK (Otoritas Jasa Keuangan) dan BEI (Bursa Efek Indonesia) untuk mencanangkan tahun pembersihan pasar modal dari para manipulator yang sering memanipulasi," ujarnya, Kamis, 2 Januari 2020.
Jokowi saat itu mengatakan, para manipulator kerap memoles harga saham tidak sesuai dengan sebenarnya. Misalnya saham berharga Rp 100 per saham dipoles menjadi Rp 1.000 per saham, hingga Rp 4.000 per saham. "Hati-hati, ini harus dibersihkan dan dihentikan."
ANTARA | CAESAR AKBAR