TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintah saat ini telah menggandeng perusahaan rintisan atau startup yang bergerak di bidang agrobisnis seperti TaniHub, Sayurbox dan Aruna. Ketiga startup dilibatkan pemerintah untuk membuat perencanaan pertanian dari hulu hingga hilir, sehingga sejumlah produk pertanian bisa optimal tersalurkan ke pasar.
Menteri Koperasi dan UKM, Teten Masduki mengungkapkan, alasan pemerintah menggandeng ketiga perusahaan rintisan tersebut karena mereka telah memiliki ekosistem dan data terkait pertanian di Indonesia secara komprehensif.
"Ketiganya itu sudah punya sistem untuk mengintegrasikan UMKM ke supply chain ya karena mereka kan sudah langsung ada yang menghubungkan dari business to customer, ada business to business," ujarnya di kantornya,Jakarta, Senin, 13 Januari 2020.
Teten lalu menjelaskan, kerja sama ini juga bertujuan agar lahan-lahan yang dibagikan pada masyarakat bisa berkembang menjadi skala bisnis, bahkan bisa melakukan ekspor ke luar negeri. Saat ini pemerintah mempunyai program pertanahan perhutanan sosial yang ditujukan untuk pemanfaatan pertanian. Jumlahnya mencapai 12,7 juta hektare untuk seluruh Indonesia, dan saat ini baru tersalurkan 4 juta hektare.
Kemenkop dan UKM, kata Teten, selama ini dititipi mengelola program pemanfaatan lahan perhutanan sosial, dimana pemerintah membagikan HGU per KK menerima 2 hektare selama 35 tahun. Saat ini sudah dibagikan hampir 4 juta hektare dari total 12,7 juta hektare. "Mereka akan kita dorong dalam dalam kluster-kluster per 50 atau 100 hektare supaya bisa dikelola dalam skala bisnis," ujarnya.
Sementara itu, VP Corporate Service TaniHub, Astri Purnamasari menyatakan kesanggupannya dalam membantu pemerintah dalam membuat rencana kerja pertanian. Ia mengaku telah mempunyai data dari permintaan pasar yang dibutuhkan, hingga musim tanaman sedang digarap oleh petani.
Astri menilai pemerintah sebetulnya telah mempunyai lahan untuk ditanami dan dikolaborasikan dengan teknologi digital yang dimiliki oleh startup. "Kami ini dari TaniHub ini kita punya ekosistem dari satu pre production, kita juga kasih pembiayaan pendanaan kepada petani, kemudian untuk proses monitoring penanamannya sampai proses post production kita serap hasilnya kita punya gudang dan sebagainya akhirnya," ujarnya.