TEMPO.CO, Jakarta - Bank Indonesia memprediksi penjualan eceran sepanjang Desember 2019 masih akan turun. Meski demikian, BI menyebut ekspektasi konsumen masih terjaga.
Dilansir dari Survei Penjualan Eceran November 2019 milik Bank Indonesia, pada November, penjualan eceran masih melambat dibandingkan dengan penjualan pada bulan sebelumnya. Hal ini tecermin dari Indeks Penjualan Riil (IPR) November 2019 yang tumbuh 1,3 persen (yoy). Angka ini lebih rendah dibandingkan dengan IPR Oktober 2019 yang mencapai tiga kali lipatnya, yakni sebesar 3,6 persen (yoy).
Turunnya penjualan eceran Desember, menurut Bank Indonesia, terlihat dari IPR Desember 2019 yang sebesar 235,9 atau tumbuh terkontraksi -0,2 persen (yoy), turun 1,3 persen (yoy) pada November 2019.
Adapun penurunan ini bersumber dari komoditas barang budaya dan rekreasi yang tercatat turun 17 persen (yoy). Penurunan ini lebih dalam dari November 2019 yang senilai 12 persen (yoy)
"Secara bulanan, penjualan eceran Desember 2019 diindikasikan tumbuh meningkat dari bulan sebelumnya. Hal ini sejalan dengan meningkatnya permintaan pada Natal dan Tahun Baru," tulis Bank Indonesia, pada Minggu 12 Januari 2020.
Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo mengakui bahwa survei eceran pada Desember ada kontraksi. Dia memerinci kondisi tersebut terlihat secara month-to-month (mtm). "Tetapi kalau dilihat dari tren baik survei ekspektasi konsumen, maupun penjualan eceran menunjukkan kenaikan," kata Perry.
Hal ini terlihat bahwa dari Indeks Ekspektasi ke depannya yang masih ada kenaikan sehingga menunjukkan persepsi konsumen maupun produsen akan alami peningkatan alias perbaikan. "Hal itu dilihat bukan dari bulannya, tapi tren pembaikan," tutur Gubernur Bank Indonesia.
BISNIS