Tempo.Co, Jakarta - Kesatuan Penjagaan Laut dan Pantai (KPLP) Kementerian Perhubungan menyiagakan 39 kapal mereka untuk menambah armada yang berpatroli di perairan Natuna, Kepulauan Riau. Direktur KPLP Ahmad mengatakan 39 kapal ini berasal dari lima Pangkalan Laut dan Pantai (PLP) yang tersebar di lima titik.
Kelimanya yaitu PLP Tanjung Uban (Kepulauan Riau), PLP Tanjung Priok (Jakarta), PLP Tanjung Perak (Jawa Timur), PLP Bitung (Sulawesi Utara), dan PLP Tual (Maluku). “Kami menunggu perintah,” kata Ahmad di Kementerian Perhubungan, Jakarta Pusat, Jumat, 10 Januari 2020.
Beberapa hari lalu, kapal ikan Cina mencuri ikan di Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE) Indonesia di perairan Natuna dikawal Coast Guard atau KPLP-nya Cina. Namun hingga kemarin, TNI menyatakan saat ini kapal-kapal itu telah keluar dari perairan Natuna ini.
Sejak hari Minggu, 3 Januari 2020, Kapal Negara (KN) Sarotama P-112 telah berangkat dari PLP Tanjung Uban di Pulau Bintan menuju ke perairan Natuna yang berjarak lebih dari 500 kilometer. Lalu hari ini, KN Kalimasada P-115 juga akan dikirim untuk membantu KN Sarotama P-112.
Selain kedua kapal, kata Ahmad, KPLP juga menyiagakan KN Trisula yang ada di Tanjung Priok, KN Alugara di Tanjung Perak, hingga KN Sudamani yang saat ini berpatroli di Banjarmasin, Kalimantan Selatan. “Lalu ada juga KN kami yang sedang di Benoa (Bali),” kata dia.
Di Natuna, kapal-kapal ini akan bergabung dengan armada kapal perang milik TNI Angkatan Laut. Di antaranya seperti KRI Usman Harun, KRI Tjiptadi, KRI TUM, hingga KRI Tanjung Datu. Mereka semua berpatroli dan berbagi tugas menjaga perairan Natuna.