TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Luar Negeri Retno Marsudi menyatakan bahwa dalam dua tahun terakhir ekspor Indonesia ke negara-negara Afrika mencapai US$ 2 miliar. Ia mengklaim hal ini adalah buah dari fokus pemerintah dalam menggarap pasar-pasar ekspor nontradisional.
"Pada saat ditangani secara sungguh-sungguh, pasar seperti Afrika dalam kurang dari dua tahun sudah menghasilkan transaksi sebesar hampir US$ 2 miliar," katanya dalam pembukaan Rapat Kerja Kepala Perwakilan Republik Indonesia dengan Kementerian Luar Negeri di Istana Negara, Jakarta, Kamis, 9 Januari 2020.
Selain itu, kata Retno, sejumlah produk strategis Indonesia kini berhasil masuk ke pasar-pasar nontradisional lainnya seperti Asia Selatan, Asia Tengah, Afrika, dan lainnya.
Dalam acara yang sama, Presiden Joko Widodo atau Jokowi mengakui bahwa selama ini Indonesia masih terpaku padapasar tradisional. Karena itu, Jokowi memerintahkan para duta besar membangun relasi dengan negara-negara nontradisional ekspor.
"Ini problem kita bertahun-tahun yang tidak bisa mengubah defisit neraca perdagangan. Karena ekspor kita berpuluh-puluh tahun selalu fokus pada pasar-pasar lama, pasar-pasar tradisional kita, dan yang gede-gede kita urus dari dulu, Amerika, Eropa, Tiongkok," ujar Jokowi.
Menurut Jokowi, Indonesia seharusnya menyasar tujuan ekspor ke negara-negara di Afrika, lantaran pertumbuhan ekonomi mereka banyak yang di atas 5 persen. Tolong betul-betul dilihat dan diinformasikan ada peluang apa, ada opportunity apa di situ," kata dia.