Jakarta - Presiden Joko Widodo atau Jokowi meminta bantuan para duta besar untuk meningkatkan investasi dan ekspor Indonesia untuk mengatasi defisit neraca perdagangan dan transaksi berjalan. Jika Indonesia tidak lagi mengalami defisit, kata Jokowi, saat itu lah kemerdekaan yang sebenarnya.
"Kalau neraca transaksi berjalan kita sudah positif, baik, saat itulah kita betul-betul baru merdeka," katanya saat membuka Rapat Kerja Kepala Perwakilan Republik Indonesia dengan Kementerian Luar Negeri di Istana Negara, Jakarta, Kamis, 9 Januari 2020.
Menurut Jokowi, bila Indonesia sudah berada di posisi tersebut maka tidak perlu takut lagi dengan negara manapun. "Dengan siapapun kita berani karena tidak ada ketergantungan apapun mengenai sisi keuangan, sisi ekonomi, itu lah target kita dalam 3-4 tahun ke depan," ucap dia.
Untuk meningkatkan investasi, Jokowi meminta para duta besar memahami bidang apa aja yang menjadi prioritas pemerintah saat ini. Ia menjelaskan saat ini Indonesia butuh investasi di bidang yang berkaitan dengan produk substitusi impor dan energi. Ia mencontohkan Indonesia ingin mengubah minyak kelapa menjadi avtur, sebabnya para duta besar diminta mencari investor yang memiliki keahlian di bidang ini.
Adapun untuk meningkatkan ekspor, Jokowi menjelaskan selama ini Indonesia selalu menyasar pasar tradisional. Ia memerintahkan para duta besar membangun relasi dengan negara-negara nontradisional ekspor Indonesia seperti negara-negara Afrika, Eropa Timur, Asia Tengah, dan Asia Selatan sehingga produk dalam negeri bisa masuk ke sana.