TEMPO.CO, Jakarta - Kotak hitam pesawat Boeing 737-800 milik Ukraina Airlines yang jatuh tak lama setelah lepas landas dari Teheran telah ditemukan. Namun, otoritas Iran menyatakan tidak akan menyerahkan kotak hitam itu kepada Boeing ataupun lembaga penerbangan Amerika Serikat.
Dalam komentar yang dipublikasikan oleh kantor berita Mehr Iran, kepala Organisasi Penerbangan Sipil Iran (CAO), Ali Abedzadeh, mengatakan bahwa Iran tidak akan memberikan kotak hitam kepada pabrikan pesawat, Boeing, dan AS, negara asal pabrikan tersebut.
“Kecelakaan ini akan diselidiki oleh organisasi penerbangan Iran tetapi pihak Ukraina juga bisa terlibat,” tutur Abedzeh, seperti dilansir dari BBC Kamis 9 Januari 2020.
Pesawat Boeing 737-800 yang dioperasikan oleh Ukraina Airlines jatuh hanya beberapa menit setelah lepas landas dari Bandara Internasional Imam Khomeini pada Rabu kemarin. Seluruh 176 penumpang di dalamnya tewas seketika.
Dari 176 korban tewas, terdiri dari 82 warga Iran dan 63 warga Kanada. Perdana Menteri Kanada Justin Trudeau mengharapkan negaranya dapat memiliki peran dalam proses penyelidikan dan telah menawarkan bantuan teknis.
Berdasarkan peraturan penerbangan global, Iran memiliki hak untuk memimpin penyelidikan insiden tersebut. Tapi, biasanya proses penyelidikan melibatkan pabrikan terkait. Boeing sendiri mengatakan siap membantu jika dibutuhkan dalam penyelidikan ini.
Normalnya, Dewan Keselamatan Transportasi Nasional AS juga akan memiliki peran dalam penyelidikan internasional yang melibatkan Boeing. Namun, segala tindakan otoritas AS itu harus memperoleh izin dan sesuai dengan undang-undang negara asing yang bersangkutan.
Kecelakaan ini terjadi di tengah meningkatnya ketegangan antara Iran dan AS. Beberapa jam sebelum pesawat jatuh, Iran menembakkan sejumlah rudal ke dua pangkalan militer AS di Irak. Meski demikian, sejauh ini tidak ada bukti yang menghubungkan kedua peristiwa tersebut.
BISNIS