Luhut meyakini, dengan terbitnya undang-undang itu, investasi asing ke Indonesia akan lebih cepat masuk. Termasuk juga arus modal Cina.
Adapun saat ini, Cina telah menanamkan modalnya ke Indonesia untuk menggarap sejumlah proyek. Salah satunya kereta cepat Jakarta-Bandung yang pembebasan lahannya sudah hampir 100 persen. Ke depan, ia berharap Indonesia akan banyak menjalin kerja sama dengan Cina, khususnya dalam hal transformasi teknologi.
"Misalnya mengenai smelter sampai pada lithium battery. Lalu sampai pada katodanya juga, sampai pada stainless steel, karbon steel. Semua kita dapat dengan first class technology," ucapnya.
Ditemui di tempat yang sama, Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal Bahlil Lahadalia mengatakan saat ini Cina tercatat sebagai negara terbesar nomor enam yang menanamkan modalnya di Indonesia. "Yang nomor satu dan dua masih Singapura dan Jepang," katanya.
Senada dengan Luhut, menurut Bahlil, tren investasi Cina ke Indonesia kian membaik. Ia menyebut, dalam waktu dekat, Cina akan membantu Indonesia menggarap proyek penghiliran nikel untuk mengembangkan produksi baterai litium. Seumpama proyek tersebut terealisiasi, pertumbuhan investasi dari Cina ditengarai akan semakin moncer.
FRANCISCA CHRISTY ROSANA