TEMPO.CO, Jakarta - Perusahaan Umum Percetakan Uang RI atau Perum Peruri optimistis pertumbuhan percetakan uang kartal, baik di level domestik maupun global, masih moncer. Direktur Pengembangan Usaha Perum Peruri Fajar Rizki mengatakan, di dunia, percetakan uang kartal ditengarai masih bisa tumbuh 2-3 persen.
"Kami mengacu pada riset Giesecke+Devrient (G+D) dan Smither Spira yang disampaikan di seminar mata uang di Jerman tahun lalu. Percetakan uang kartal, baik kertas maupun logam, masih tumbuh," ujar Fajar di kantor Kementerian BUMN, Rabu, 8 Januari 2020.
Fajar meyakini, peredaran uang kartal belum terlampau tergerus oleh uang digital yang saat ini gencar dikampanyekan. Bahkan di Indonesia, kata dia, penggunaan dompet digital baru masif terjadi di kota-kota besar.
Ia mencontohkan, pertumbuhan pengguna uang digital masih berputar di area Jakarta, Surabaya, Medan, dan Makassar saja. Sedangkan masyarakat di daerah yang lokasinya jauh dari perkotaan masih membutuhkan transaksi dengan uang tunai atau uang kartal.
Adapun percetakan uang kartal secara domestik disokong oleh pertumbuhan ekonomi Indonesia yang masih relatif stabil di level 5 persen. Hingga akhir 2019, Peruri mencatat order percetakan uang rupiah dari Bank Indonesia masih berkontribusi menyumbangkan mayoritas pendapatan, yakni mencapai 60-70 persen dari total cuan perusahaan.