TEMPO.CO, Palangka Raya - Meningkatnya kebutuhan telur setiap tahun terutama menjelang hari raya keagamaan membuat harga bahan pangan ini mudah melambung di Kalimantan Tengah. Bahkan, saat ini telur menjadi penyumbang inflasi utama di provinsi ini.
Untuk mengatasi defisit telur ini, Kalteng pun membuka peluang bagi investor yang mau menanamkan modalnya, dan menjadi pemasok telur di kawasan ini.
"Kita butuh pengusaha peternakan ayam petelur sehingga bisa menekan harga. Selama ini telur yang dijual di Palangkaraya dan di beberapa kabupaten di Kalteng berasal dari luar kota," kata Jenta, Kepala Bidang Perdagangan Dinas Perdagangan Kalteng di Palangka Raya, Senin 6 Januari 2020.
Saat ini, harga telur ayam di Kalimantan Tengah mencapai Rp 1.400 per butir. Di luar musim puncak konsumsi, harga telur berkisar Rp 1.200 per butir.
Menurut Jenta, untuk mengatasi masalah ini, mau tidak mau pemerintah Provinsi Kalteng harus mencari investor telur yang mau berinvestasi membangun peternakan ayam petelur. "Karena yang ada saat ini hanya kandang penyangga untuk ayam potong," katanya.
Jenta menerangkan, saat ini peternakan ayam petelur belum ada sama sekali di Kalimantan Tengah. Tak heran, saat kebutuhan meningkat seperti pada saat Natal, harga telur meroket.
"Sejak Desember hingga awal Januari dan telur menjadi penyumbang inflasi di Palangka Raya," tutur dia.
Dengan kondisi ini, pemerintah daerah benar-benar berharap ada investor yang membangun peternakan ayam petelur dalam waktu dekat. Sehingga, paling tidak harga telur bisa lebih murah pada saat hari-hari besar keagamaan.
KARANA WW