Panasnya tensi di Timur Tengah, kata Hans, memang akan menjadi perhatian pasar pekan ini. Khususnya, naiknya harga minyak di akhir pekan ini akibat serangan udara AS ke milisi Irak yang di dukung oleh pemerintah Iran.
Seperti diberitakan, serangan udara AS telah menewaskan Mayor Jenderal Iran Qassem Soleimani, kepala Pasukan elit Quds, dan komandan milisi Irak Abu Mahdi al-Muhandis. Pemimpin tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei berjanji akan membalas serangan tersebut yang menimbulkan kekawatiran terjadi konflik di wilayah tersebut. Meningkatnya kekhawatiran bahwa ketegangan Timur Tengah dapat mengganggu pasokan minyak dan telah membuat harga minyak naik.
Senada dengan Hans, Ekonom asal Universitas Indonesia Fithra Faisal mengatakan konflik di Timur Tengah secara tidak langsung akan menaikkan harga minyak dunia. "Kalau kita melihat rangkaian di teluk itu berkorelasi dengan harga minyak dunia. Ini kan bakal menambal ketidakpastian seperti resesi ekonomi global," tutur Fithra.
Kendati demikian, Fithra belum bisa memprediksi kenaikan harga minyak yang mungkin terjadi nanti. Ia mengatakan bisa saja harga itu menembus US$ 100 per barel bergantung kepada respon masing-masing negara.
CAESAR AKBAR