TEMPO.CO, Jakarta - Pertumbuhan industri manufaktur atau pengolahan non-migas sepanjang triwulan III 2019 menurun 0,34 persen dibanding periode yang sama tahun lalu (year on year). Pada triwulan III 2018, pertumbuhan industri manufaktur sebesar 5,02 persen yoy.
"Untuk triwulan III 2019 ini tumbuh 4,68 persen," kata Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita dalam konferensi pers di kantornya, Jakarta Selatan, Senin, 6 Januari 2020.
Baca Juga:
Penurunan ini sejalan dengan melemahnya pertumbuhan ekonomi selama dua periode tersebut. Seperti diketahui, pertumbuhan ekonomi Indonesia juga merosot dari 5,17 persen pada triwulan III 2018, menjadi 5,02 persen pada triwulan III 2019.
Jika dilihat lebih luas, pertumbuhan industri manufaktur di Indonesia terus mengalami tren penurunan. Masa kejayaan terjadi di tahun 2015, di mana industri ini tumbuh 5,05 persen, melebihi pertumbuhan ekonomi saat itu yang hanya 4,88 persen.
Namun, pada tahun 2016, industri ini tumbuh melemah jadi 4,43 persen, di saat ekonomi tumbuh 5,03 persen. Lalu dua tahun berikutnya, 2017-2018, industri pengolahan tumbuh 4,85 persen dan 4,77 persen.
Dengan kondisi ini, Kemenperin memproyeksi realisasi pertumbuhan di sepanjang 2019 hanya 4,48 persen untuk low scenario atau lebih rendah dari 2018. "Ini dengan asumsi Indonesia tidak dapat menghadapi tantangan global dan tantangan domestik," kata Agus.
Dalam high scenario atau skenario optimis, proyeksi pertumbuhan industri di sepanjang 2019 hanya 4,6 persen. Artinya, masih tetap lebih rendah dari 2018 yang mencapai 4,77 persen.