TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan meminta semua pihak tidak saling menyalahkan terkait peristiwa banjir di Jakarta pada awal tahun ini. "Saya tadi sudah koordinasi, jangan salah-salahan, lah," kata Luhut di kantornya, Jakarta, Jumat, 3 Januari 2019.
Ia mengatakan dalam penanggulangan banjir, bagian hulu sungai memang perlu diperbaiki. Kendati demikian, wilayah sungai bagian tengah juga mesti dibenahi agar aliran lebih lancar.
"Kalau di tengah terhambat, mana bisa lewat. Maka harus dibersihkan," kata Luhut. Di samping itu juga perlu ada pembebasan lahan agar proyek sudetan Kali Ciliwung bisa rampung.
Ihwal penanggulangan banjir tersebut pun, Luhut mengatakan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono dan Gubernur DKI Jakarta sudah mencapai kesepakatan. "Jangan dibesar-besarkan, jangan berpikir negatif saja," ucap Luhut.
Menteri Basuki sebelumnya mengatakan salah satu hal yang mesti dilakukan untuk menanggulangi banjir di Ibu Kota adalah pelebaran sungai di wilayah tengah. "Mau namanya naturalisasi atau normalisasi sama, semua butuh dilebarkan, di video Pak Anies (Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan) juga sama di lebarkan kemudian dibikin supaya penampung air lebih banyak," ujarnya.
Untuk itu, ia mengatakan perlu kolaborasi antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Provinsi. Adapun Pemprov bertugas membebaskan lahan, sementara Kementerian PUPR berperan untuk melakukan pembangunan.
Di samping itu, di bagian hulu, kata Basuki, kementeriannya masih menggeber pembangunan bendungan di Sukamahi dan CIawi, Bogor, Jawa Barat. "Kami percepat tahun ini akan bisa (selesai)."
Target rampungnya pembangunan bendungan pada akhir tahun ini dimungkinkan, menurut Basuki, lantaran lebih dari 90 persen lahan sudah bebas. Sementara itu, pembangunan saat ini sudah mencapai 45 persen.
Hal lain yang mesti dikerjakan untuk menangani persoalan banjir itu, tutur Basuki, adalah membuat sudetan dari Kali Ciliwung ke Kanal Banjir Timur. Ia meyakini aliran 60 meter kubik per detik dari proyek itu akan sangat membantu dalam mengurangi debit banjir.
Basuki juga mengatakan ihwal sudetan juga sangat bergantung kepada Pemerintah Provinsi terkait pembebasan lahan sebagai upaya mengantisipasi banjir di masa mendatang. "Untuk intake-nya, karena kami di bawah terowongan sudah sampai Cipinang, dari Otista sampai Cipinang sudah selesai dua tahun yang lalu," tuturnya.