Tempo.Co, Jakarta – Ketua Perhimpunan Hotel dan Indonesia atau PHRI Haryadi Sukamdani mencatat sekitar 20 persen kamar hotel di dekat lokasi banjir di Jabodetabek diisi oleh pengungsi. Data itu terekam sejak hari pertama banjir, yakni 1 Januari lalu.
“Terbanyak di Jakarta Timur dan Jakarta Barat. Kami catat juga terjadi di Depok, Tangerang, dan wilayah lainnya yang dekat dengan lokasi banjir,” ujar Haryadi saat dihubungi Tempo pada Kamis, 3 Januari 2020.
Adapun hotel yang dituju para pengungsi ini umumnya merupakan hotel dengan jarak radius 5 kilometer dari titik banjir. Menurut Haryadi, pengungsi memilih lokasi hotel yang tidak terlampau jauh dengan rumahnya yang terendam air supaya tetap dapat memantau keadaan.
Lebih lanjut, hotel-hotel yang menjadi sasaran pengungsi ini umumnya ialah hotel berbintang tiga ke bawah hingga non-bintang dengan tarif bujet. Pengungsi, kata Haryadi, memilih tinggal di hotel dengan ongkos tidak terlalu tinggi dan fasilitas yang terlampau lengkap seperti kala mereka berlibur.
Kendati begitu, ia tak menampik ada juga pengungsi yang memilih menginap di hotel bintang empat dan lima. “Artinya pengungsi nyebar di semua tipe. Walau tentu yang lebih banyak ialah yang rate-nya bintang tiga ke bawah,” ujarnya.
Meski diburu pengungsi banjir, okupansi hotel di Jabodetabek saat ini belum terekam melonjak signifikan. Sebab, menurut Haryadi, masyarakat masih berlibur di luar kota untuk menikmati waktu tahun baru.
“Sekarang masih suasana tahun baru, jadi masih sepi. Kalau mereka (pengungsi) masuk memang bagus secara revenue, tapi enggak bagus kalau kita lihat dari sisi bencananya,” ucapnya.