TEMPO.CO, Jakarta - Mewaspadai ancaman banjir susulan di masa cuaca ekstrem, PT Angkasa Pura II (Persero) telah mengambil langkah mitigasi agar insiden banjir di bandara tak terulang kembali.
"Kami juga akan memperlebar gorong-gorong untuk memperbesar kapasitas dan memperlancar distribusi air di sekitar bandara," kata VP of Corporate Communication Angkasa Pura (AP) II Yado Yarismano, Kamis 2 Januari 2020.
Seperti diketahui, Rabu kemarin Bandara Halim Perdanakusuma lumpuh karena landasan pacunya ikut diterjang banjir. Sekitar 18.000 calon penumpang pesawat pun terlantar berjam-jam karena seluruh penerbangan dari dan menuju Bandara Halim dibatalkan.
Angkasa Pura II, kata Yado, telah mempersiapkan alat-alat khusus untuk menanggulangi terjadi luapan air. Selain itu juga menjalin koordinasi juga dilakukan dengan melibatkan beberapa pemangku kepentingan terkait seperti pemerintah daerah.
Upaya yang sama juga ditempuh oleh PT KAI Daop I Jakarta yang bertanggung jawab atas prasarana kereta api di wilayah Jabodetabek. Kahumas KAI Daop 1 Jakarta Eva Chairunisa mengatakan akan berkoordinasi dulu dengan dinas terkait setempat.
"Sebagian besar genangan air di jalur rel karena luapan air sungai. Tentunya kami akan berkordinasi dengan pemda setempat dulu soal hal tersebut," kata Eva.
Menurut Eva, PT KAI akan berfokus pada penanganan keamanan dan keselamatan jalur rel terlebih dahulu. Eva melaporkan masih terdapat sejumlah prasarana jalur rel di area Daop 1 Jakarta yang terdampak genangan banjir sehingga masih ada jalur yang belum dapat dioperasikan untuk perjalanan KA. Di antaranya, lintas Tangerang - Duri dan Batu Ceper - Rawabuaya dengan ketinggian sekitar 20 cm di atas kop rel.
Prasarana jalur rel lainnya, seperti Citayam - Bojong KM 41 dan jembatan rel KA di KM 26 antara Bekasi - Tambun masih tergenang banjir tetapi dapat dilalui dengan maksimal kecepatan 40 km per jam. Adanya pembatasan kecepatan tersebut menyebabkan waktu tempuh KA yang lebih lama. Sedangkan perjalanan KA Jarak Jauh keberangkatan Stasiun Gambir, Pasar Senen, dan Jakarta Kota tetap berlangsung normal.
BISNIS