TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Badan Pusat Statistik memperkirakan jumlah wisman sepanjang tahun 2019 mencapai 16,3 juta kunjungan. Angka itu di bawah target yang ditetapkan Kementerian Pariwisata, yakni sebesar 18 juta kunjungan.
"Bulan Desember kalau kita asumsikan sama dengan tahun lalu yang 1,4, maka jumlah wisman kita nanti akan sekitar 16,1 sampai 16,3 juta. Kita lihat nanti yang biasanya meningkat," kata Suhariyanto di kantornya, Jakarta, Kamis, 2 Januari 2020.
BPS telah mencatat secara kumulatif dari Januari hingga November 2019, jumlah kunjungan wisatawan mancanegara atau wisman ke Indonesia mencapai 14,92 juta kunjungan. Angka itu naik 3,55 persen dibanding jumlah kunjungan wisman pada periode yang sama tahun sebelumnya yang berjumlah 14,40
juta kunjungan.
"Jumlah kunjungan wisman ini terdiri atas wisman yang berkunjung melalui pintu masuk udara sebanyak 9,03 juta kunjungan, pintu masuk laut sebanyak 3,84 juta kunjungan, dan pintu masuk darat sebanyak 2,05 juta kunjungan," ujar Suhariyanto.
Menurut dia, kenaikan jumlah wisman dibanding 2018 karena ada beberapa faktor. Salah satunya karena pada 2018 terjadi bencana alam di Bali dan Lombok yang membuat penurunan wisman.
Sebelumnya, Kementerian Pariwisata saat dipimpin oleh Arief Yahya telah menurunkan target kunjungan wisman tahun 2019 dari 20 juta menjadi 18 juta. Pemangkasan target ini lantaran beberapa hal yang tidak dapat diprediksi sebelumnya seperti bencana alam di sejumlah daerah di Tanah Air.
Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif saat ini, Wishnutama mengatakan penurunan kunjungan wisatawan mancanegara ke Indonesia pada tahun 2019 karena di dalam negeri tidak banyak acara internasional yang menarik antusiasme wisatawan. Selain itu, ajang Pemilihan Umum (Pemilu) tahun ini pun tak menarik bagi wisatawan mancanegara.
“Ada yang tanya kenapa wisman menurun. Nah, tahun lalu kita ada Asian Games, tahun ini enggak ada event. Adanya event kampanye (Pemilu),” kata Tama di MBloc Space, Jakarta Selatan, Selasa, 5 november 2019.